Selasa 04 Jun 2024 15:13 WIB

Ini yang Harus Dilakukan Agar Lulusan SMK tak jadi Penyumbang Pengangguran Tertinggi

Kunci dalam mempersiapkan individu untuk masa depan tak terduga adalah keterampilan

Red: Arie Lukihardianti
Guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam bidang ilmu pendidikan teknologi dan kejuruan Pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Prof Dr Ana, M.Pd (kiri)
Foto: Dok Republika
Guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam bidang ilmu pendidikan teknologi dan kejuruan Pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Prof Dr Ana, M.Pd (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Lulusan SMK adalah penyumbang tingkat pengangguran tertinggi dalam lima tahun terakhir. Hal ini, merupakan tantangan berat bagi pendidikan kejuruan. Salah satu cara untuk memastikan relevansi pendidikan kejuruan dengan industri adalah memprioritaskan pengembangan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

"Lulusan pendidikan kejuruan harus berkemampuan tinggi dan berdaya saing agar dapat bekerja dan mempertahankan pekerjaannya di sektor industri," ujar Guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam bidang ilmu pendidikan teknologi dan kejuruan Pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Prof Dr Ana, MPd saat pidato pengukuhan guru besar tentang Tantangan dan Peluang Dunia Kerja di Era VUCA: Prioritas Skill Lulusan Pendidikan Kejuruan yang dibutuhkan oleh Industri. Pengukuhan guru besar secara resmi dilakukan oleh Rektor UPI dikampus UPI pada Rabu (5/6/2024). 

Baca Juga

Ana menjelaskan, kunci dalam mempersiapkan individu untuk masa depan yang tidak terduga adalah memberikan keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan yang bergerak cepat. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan sistem pendidikan, pelatihan, dan pasar kerja yang sangat fleksibel dan adaptif untuk memenuhi kebutuhan masa depan.

Seningga, kata dia, penting bagi pendidikan kejuruan untuk dapat mengindentifikasi skill prioritas yang dibutuhkan industri agar lulusan dapat lebih siap untuk memasuki dunia kerja. Sebuah fakta menarik dari hasil survey tahun 2020 terhadap 205 manajer untuk menentukan skill set yang dibutuhkan di tempat kerja mengungkap bahwa sebesar 61 persen soft skill lebih dibutuhkan di tempat kerja dibandingkan hard skill yaitu sejumlah 39 persen.