REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi bom bunuh diri di Polresta Solo pada Selasa (5/7) ini, sangat menghentak masyarakat di Indonesia. Apalagi aksi bom bunuh diri dilakukan satu hari menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah yang jatuh pada 6-7 Juli 2016.
Aksi teror bom di Indonesia sesungguhnya telah lama terjadi. Media mencatat adanya aksi bom di Bank Central Asia (BCA) Jalan Gajah Mada serta jembatan Glodok, Jakarta. Aksi teror ini telah merenggut dua korban tewas.
Kemudian pada 1998, terjadi dua aksi bom yang lokasi keduanya tidak berjauhan. Pertama terjadi di Rumah Susun Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat pada 18 Januari 1998. Kemudian aksi teror terjadi di Plaza Atrium Senen pada 11 Desember 1998. Tidak ada korban jiwa dalam dua aksi teror tersebut.
Pada 1999, juga terjadi aksi teror yang mengejutkan masyarakat Indonesia. Masjid kebanggaan Indonesia yang merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara yaitu Masjid Istiqlal Jakarta mengalami aksi bom. Pelaku beridentitas Surya Setiawan dengan jenis bom potassium klorat dan TNT. Tidak ada korban jiwa, namun dua orang mengalami luka-luka akibat bom ini.
Aksi teror di tahun 2000 mungkin bisa disebut sebagai tahun dengan jumlah aksi teror terbanyak dengan 36 aksi teror. Bahkan 24 di antaranya terjadi pada 24 Desember 2000 yang merupakan satu hari menjelang perayaan Hari Natal bagi umat nasrani.
Setelah tahun 2000, aksi teror tidak berhenti di Indonesia. Bahkan aksi teror ini juga mulai menggunakan ‘pengantin’ untuk melakukan bom bunuh diri. Berdasarkan data yang dikumpulkan Republika.co.id, ada sebanyak delapan kasus bom bunuh diri yang terjadi di Indonesia yang terjadi setelah tahun 2000 hingga saat ini.