Sabtu 09 Nov 2024 14:53 WIB

Ledakan Diduga Bom Bunuh Diri Terjadi di Sebuah Stasiun Kereta Api di Pakistan, 26 Tewas

Ledakan diduga akibat dari aksi bom bunuh diri.

Tim Jihandak mengamankan benda yang diduga sebuah bom.    (ilustrasi)
Tim Jihandak mengamankan benda yang diduga sebuah bom. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA -- Sedikitnya 26 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat ledakan bom di stasiun kereta api Kota Quetta di Pakistan barat daya pada Sabtu pagi, menurut kepolisian. Sejauh ini, 26 orang telah tewas dan 46 lainnya luka-luka, kata Muhammad Akram, petugas kepolisian setempat, kepada Anadolu melalui sambungan telepon.

Sebelumnya, seorang petugas kepolisian senior setempat bernama Muhammad Baloch, mengatakan bahwa insiden tersebut tampaknya merupakan bom bunuh diri. Dia menambahkan bahwa ledakan itu menghantam loket tiket di stasiun yang berada di Ibu Kota Provinsi Balochistan, Quetta.

Baca Juga

Laporan awal mengindikasikan bahwa ledakan itu terjadi ketika kereta hendak meninggalkan stasiun menuju Peshawar di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Mengingat padatnya lalu lintas orang di stasiun tersebut, pihak berwenang khawatir jumlah korban dapat meningkat.

Polisi dan tim penyelamat segera tiba di lokasi kejadian, sementara tindakan darurat dilakukan di Rumah Sakit Sipil Quetta, dengan dokter tambahan dan staf pendukung untuk membantu para korban. Pakistan telah dilanda 785 serangan teroris selama 10 bulan pertama 2024, yang mengakibatkan 951 kematian dan 966 luka-luka.

Serangan-serangan tersebut merefleksikan tingkat kekerasan yang terus tinggi di seluruh negeri, menurut laporan dari Institut Pakistan untuk Studi Konflik dan Keamanan, sebuah badan strategi yang berbasis di Islamabad. Meskipun serangan teror dan pengeboman telah menurun di Pakistan, Oktober menjadi bulan paling mematikan kedua pada tahun ini karena jumlah korban meningkat menjadi 198 orang. Para korban tewas termasuk 98 teroris, 62 petugas keamanan dan 38 warga sipil.

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara, Anadolu-OANA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement