REPUBLIKA.CO.ID, Bertepatan 12 Rabiul Awal, umat Islam khususnya di Indonesia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa riwayat, waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW juga disebutkan pada 10 Rabiul Awal bertepatan dengan tahun Gajah, sekitar tahun 570 masehi.
Cendikiawan Muslim mencatat ada beberapa kejadian, jelang kelahiran Nabi Muhammad shallahu alahi wassalam di Mekkah. Kejadian langka tersebut dianggap tanda-tanda kemuliaan yang diberikan Allah SWT.
Beberapa kejadian luar biasa jelang kelahiran Rasulullah tersebut, dianggap tanda menyambut manusia mulia, penutup para nabi. "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS Al-Ahzab 21).
Dosen Tasawuf di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, Mahsun Muhammad menjelaskan beberapa peristiwa luar biasa mengiringi kelahiran beliau. Di antaranya adalah padamnya api sesembahan kaum Majusi atau zoroaster, di kuil pemujaan di Persia (kini Iran).
"Api Majusi yang telah menyala hampir seribu tahun dikisahkan tak pernah padam, hingga jelang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kaum Majusi berusaha menghidupkan kembali api tersebut namun tetap tidak menyala," kata Mahsun.
Peristiwa lain jelang kelahiran Nabi Muhammad adalah kehancuran pasukan gajah. Pasukan yang dipimpinan Raja Abrahah ini ingin menghancurkan Ka'bah. Abrahah iri dengan kemajuan ekonomi Arabia utara, dengan adanya bangunan Ka'bah. Tempat ibadah ini selalu ramai dikunjungi para peziarah, dan menyaingi kepopuleran kuil yang ia bangun di wilayah Abysinia, (kini Yaman).
Sejarawan Jerman yang mengkaji sejarah bangsa Arab, Yahudi dan Kristen di Semenanjung Arab, Walter W. Muller dalam tulisannya berjudul, 'Outline of the History of Ancient Southern Arabia' mengungkapkan, serangan Abrahah ke wilayah Arabia utara ditandai dengan berakhirnya masa kepemimpinan Abrahah. Raja Abrahah meluncurkan serangan militer besar-besaran ke wilayah utara sebagai bentuk ekspansi, menggunakan gajah.
Namun ekspansi Raja Abrahah, harus terhenti dan gagal di wilayah Mekkah. Ia meneliti sebuah batu prasasti terbaru dari era Himyarite sekitar 554 masehi, yang menandai akhir dari zaman Arabia Selatan kuno terdokumentasi menandai kemunduran kerajaan Sabeo-Himyarite.
Setelah kekalahan pasukan Abrahah di Makkah, papar Muller, antara 570-575 masehi kelompok Persia di Yaman bekerja sama dengan kerajaan Sasanid. Kerajaan Persia itu akhirnya berhasil mengambil alih wilayah Abyssinian di Yaman, dan berakhirlah kerajaan Abrahah di Arabia Selatan.
"(1) Apakah kamu tidak memperhatikan hal yang telah diperbuat Tuhanmu terhadap rombongan bergajah? (2) Bukankah Dia telah menyebabkan tipu daya orang-orang itu menjadi sia-sia? (3)Allah mengirimkan kepada mereka burung-burung yang berbondong-bondong. (4) Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar. (5) Lalu Allah jadikan pasukan-pasukan itu menyerupai daun-daun jerami dimakan (ulat)." (QS. Al-Fiil, 1-5)
Dan beberapa peristiwa lain jelang kelahiran Nabi Muhammad SAW yang masih menjadi perdebatan para ulama dan cendikiawan Muslim. Di antaranya jatuh dan hancurnya berhala-berhala di Mekkah. Dalam kitab Arahiq Al Makhtum karangan Syeikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, disebutkan kelahiran Nabi Muhammad bertepatan dengan runtuhnya 14 balkon Istana Kisra Anusyirwan (Raja Persia).
Kemudian runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhaira. Mengeringnya Danau Sawa (wilayah Irak), yang saat itu dijadikan tempat pemujaan. Dan berbagai tanda kesamaan dengan lahirnya para nabi lainnya, seperti munculnya bintang besar dan bercahaya di malam kelahiran Nabi Muhammad SAW.