Sabtu 09 Jul 2016 07:00 WIB

Eddy Tansil dan Cerita Patung Dewa Hermes

Patung Dewa Hermes di Museum Fatahillah Jakarta
Foto: IST
Patung Dewa Hermes di Museum Fatahillah Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Batavia pada abad ke-19 mengabadikan kampung, jalan, dan tempat, mengacu pada nama tokoh masyarakat yang tinggal di tempat itu. Tokoh yang dimaksud, bisa tuan tanah, pengusaha, dan tokoh agama, baik keturunan Belanda, Tionghoa, Arab, dan pribumi. Ini mencerminkan betapa Jakarta tempo doeloe sudah terisi masyarakat yang majemuk dari berbagai bangsa dan golongan.

Di Noordwijk (kini Jl Juanda), berbelok ke kiri dari Departemen Sosial, terdapat Jl Juanda III, yang memanjang hingga ke Jl Batutulis, Jakarta Pusat. Jalan yang terletak di kawasan elite ini, dulunya bernama Gang Thiebault, oleh lidah Betawi disebut Gang Tibo. Jalan yang kini banyak terdapat perkantoran, restoran, pertokoan, dan berbagai kegiatan bisnis lainnya, mengabadikan nama seorang Belanda, Alfred Thiebault.

Ia memulai kariernya sebagai guru pada 1852, kemudian mencapai sukses hingga dipercayakan menjadi pengelola Klub Militer Corcordia (kini menjadi bagian Departemen Keuangan di Lapangan Banteng). Dari tempat hiburan militer ini, ia kemudian diangkat menjadi pengelola Klub Harmonie (kini menjadi bagian Sekretariat Negara).

Alfred Thiebault, seorang intelektual tersohor di Batavia. Ia juga penulis puisi, ahli silsilah, dan ilmu lambang.

Pada akhir hayatnya ia memiliki banyak perkebunan. Daerah ini sekarang menjadi bagian kelurahan Kebon Kelapa. Di dekat Gang Thiebault, antara Jl Batutulis dan Jl Sawah Besar, terdapat Brendesche Laan (kini Jl Batu Ceper).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement