Selasa 29 Nov 2016 07:00 WIB

Metamorfosis Nama-Nama Tempat Berbahasa Belanda di Jakarta

Red: Karta Raharja Ucu
Suasana Petak Sembilan di Glodok, Jakarta Barat medio 1940-an.
Foto: IST
Suasana Petak Sembilan di Glodok, Jakarta Barat medio 1940-an.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Jakarta sebagai Ibu Kota Negara telah mengalami proses sejarah panjang dari sebuah kota pantai seluas empat kilometer persegi berkembang menjadi 625 kilometer persegi. Sampai abad ke-17, Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk bersebelahan dengan Glodok, terletak jauh di luar kota berbenteng.

Tahap selanjutnya adalah ketika perluasan kota ke daerah perkebunan, baik sayuran maupun buah-buahan, seperti Kebon Kacang, Kebon Jahe, Kebon Sirih, dan Kebon Kopi, dan masih banyak lagi. Sungguh fantastis, daerah-daerah yang mulai berkembang pada abad ke-19 kini merupakan wilayah padat penduduk, seperti Jalan Kebon Kacang di Tanah Abang, bekas daerah pertanian ini berkembang pesat sejalan dengan perkembangan pasar.

Warga Betawi yang masih tinggal di sini banyak yang menyewakan dan mengontrakkan kediamannya kepada pendatang dari daerah yang berdagang di pasar tekstil terbesar di Tanah Air. Akibatnya, harga tanah di Jalan Tanah Abang hingga Tanah Abang XX harganya melangit. Demikian pula dengan Kampung Bali yang berdekatan dengan pasar Tanah Abang.