REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumat, 14 Maret 1980, Indonesia dibalur duka. Satu-satunya proklamator yang tersisa pulang keharibaan Allah subhanahu wa ta'ala. Mohammad Hatta.
Bung Hatta, wakil presiden pertama Indonesia sekaligus satu dari dua proklamator yang membacakan teks kemerdekaan menyusul sahabatnya yang juga presiden pertama Indonesia, Sukarno ke pangkuan ilahi. Pria penyuka binatang kucing itu menghirup udara dunia untuk kali terakhirnya pada 14 Maret 1980 pukul 18.56 WIB pada usia 77 tahun setelah sebelas hari dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Sepanjang hidupnya, Bung Hatta yang sangat menggemari masakan rendang itu sudah enam kali dirawat di rumah sakit, yakni pada 1963, 1967, 1971, 1976, 1979, dan terakhir pada 3 Maret 1980. Setelah tim dokter menyatakan Bung Hatta meninggal dunia, jenazahnya kemudian disemayamkan di kediamannya di Jalan Diponegoro 57, Jakarta dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta.
Cerdas, hidup sederhana sesuai aturan agama, tegas, dan tanpa cidera dalam menjalani karier politik dan kehidupannya, membuat Bung Hatta dikagumi banyak orang. Di momen 37 tahun kepulangannya kepangkuan ilahi, kami mencoba mengumpulkan kepingan demi kepingan cerita tentang kehidupan Bung Hatta yang mungkin banyak orang belum mengetahui. Potongan-potongan cerita itu lalu kami susun menjadi tulisan yang berbalut ulasan tim Selarung Republika.
Semoga tulisan edisi "Pulangnya Bung Hatta" kali ini, bisa menjadi teman sempurna Anda saat menyeruput kopi dan menyantap sepiring gorengan hangat hari ini. Tabik.
Baca juga tulisan-tulisan berikutnya:
Perbedaan Prinsip Membuat Hatta Memilih Bercerai dengan Sukarno
Serpihan Cerita Cinta Bung Hatta