BOGOR, AYOBANDUNG.COM -- Gedung Museum Perjoangan Bogor di Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, tidak hanya menyimpan koleksi peninggalan para pejuang, tetapi bangunan ini juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Bogor. Banyak yang menyangka bahwa gedung ini didirikan pada 10 November 1957. Pasalnya angka, bulan, dan tahun tersebut tertulis pada bagian depan bangunan. Namun ternyata gedung ini jauh lebih tua dari yang tertulis.
Pemandu Museum Perjoangan, Beny mengungkapkan, 10 November 1957 merupakan penanda gedung ini mulai direncanakan untuk difungsikan sebagai Museum Perjoangan, bukan merupakan tahun pendirian bangunan. "Gedung ini dibangun bertingkat dua yaitu pada tahun 1879, bukan 1957. Itu (1957) merupakan tahun bahwa gedung ini akan dijadikan museum dan dikelola oleh Yayasan Museum Perjoangan Bogor," ujar Beny, Kamis (15/8/2019).
AYO BACA : Mengintip Cerita Para Pejuang Bogor di Museum Perjoangan
Dia mengatakan, gedung ini dibangun oleh seorang pengusaha Belanda bernama Wilhlhm Gusta Af Wisner yang dipergunakan sebagai gudang perusahaan export komodite pertanian ekspor ke Eropa. Menurut Beny, kala itu Jalan Merdeka masih bernama Tjikeumeuh Weg dan gedung ini terletak persis berhadapan dengan kuburan Belanda Momentomeri.
AYO BACA : Bendera Merah Putih Raksasa Diarak Keliling Bogor
Pada 1935 gedung ini kemudian dijadikan sebagai markas oleh Partai Indonesia Raya (Parindra) yang merupakan salah satu partai politik masa pergerakan nasional yang ikut berjuang menentang kekuasaan pemerintah kolonial Belanda. Selanjutnya pada masa Pendudukan Jepang Museum Perjoangan difungsikan sebagai gudang oleh tentara Jepang untuk menyimpan barang-barang interniran Belanda. Kemudian pada tahun 1945 gedung digunakan oleh pejuang sebagai markas untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
"Museum ini juga pernah digunakan untuk kegiatan media masa Gelora Rakyat dan dilantai dua gedung ini pernah digunakan Dewan Pertahanan Keresidenan Bogor sebagai tempat rapat untuk mengatur serangan di mana kedudukan musuh," kata Beny.
Pada 1946, ketika masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan telah berakhir, gedung sempat dikosongkan. Lalu pada 1958 sempat digunakan sebagai sekolah rakyat hingga akhirnya dijadikan museum sampai saat ini.
"Museum dibentuk berdasarkan putusan hasil rembuk para pejuang, tokoh-tokoh masyarakat yang menginginkan adanya sebuah museum untuk menyimpan peninggalan para pejuang Bogor agar diketahui oleh para generasi selanjutnya," tukas Beny.
AYO BACA : Kirab Bendera Merah Putih di Bogor, Satu-satuya di Indoesia