REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Setidaknya 11 tentara Israel terluka, satu dalam kondisi kritis, dalam serangan yang diklaim Hizbullah dengan menggunakan drone bermuatan bahan peledak di Israel utara pada Rabu. Sistem sirine peringatan dini yang tiba-tiba tak berfungsi memungkinkan drone Hizbullah menembus kompleks militer Israel tersebut.
Pasukan penjajahan Israel (IDF) mengatakan pihaknya sedang menyelidiki mengapa sirene tidak berbunyi ketika setidaknya dua drone menghantam kota Hurfeish yang mayoritas penduduknya Druze, terletak beberapa kilometer dari perbatasan Lebanon. Kelompok Hizbullah Lebanon mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengatakan mereka meluncurkan beberapa drone peledak ke posisi militer di daerah tersebut.
Menurut penilaian awal militer, kedua drone tersebut mengenai sasaran dalam waktu beberapa menit, dan drone selanjutnya tampaknya menargetkan kru penyelamat yang datang untuk merawat mereka yang terluka akibat drone pertama. Hizbullah telah menggunakan taktik seperti itu beberapa kali di tengah perang. Kelompok tersebut mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap serangan mematikan IDF baru-baru ini di Lebanon selatan, termasuk serangan pada Selasa di Naqoura yang menewaskan seorang anggota Hizbullah.
A large number of ambulances continue to transport Israeli soldiers who were injured as a result of Hezbollah's drone attack on Hurfesh, near the border.