SURABAYA -- PT PAL Indonesia menggelar kembali seremoni pemotongan baja pertama (first steel cutting) pembangunan kapal Frigate Merah Putih yang kedua. COO PT PAL Indonesia, Iqbal Fikri menjelaskan, fregat sepanjang 140 meter tersebut adalah kapal pertama di PT PAL Indonesia yang desainnya menggunakan regulasi Naval Rules dari Class LR.
"Proses produksi sampai dengan pengujian (HAT and SAT), dilakukan oleh insan PT PAL. Kapal ini akan menjadi combatant ship terbesar dan tercanggih yang pernah dibangun di Indonesia," ucap Iqbal di workshop Fabrikasi Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia, Kota Surabaya dalam siaran pers, Kamis (6/6/2024). Acara tersebut dihadiri Kapuskod Baranahan Kemenhan Laksma Mochammad Taufiq Hidayat dan Waaslog KSAL Laksma Budi Raharjo.
Dipercayanya PT PAL sebagai pemain utama pembangunan kapal perang TNI AL menjadi bukti keseriusan Indonesia untuk melangkah maju menjadi bangsa yang mandiri. Penguasaan berbagai teknologi pertahanan menjadi upaya nyata dari PT PAL dan dukungan pemerintah, untuk terus berkomitmen meningkatkan kapasitas dan kapabilitas industri pertahanan dalam negeri.
Kapal Frigate Merah Putih dilengkapi sistem sensor, weapon, and command (sewaco) terbaru yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI. Terdapat perbedaan signifikan pada jumlah peralatan combat system dan varian platform persenjataan pada dua kapal Frigate Merah Putih. Pasalnya, baik kapal pertama maupun Frigate Merah Putih kedua, mengusung persenjataan yang lebih banyak dibanding desain awal yang ditawarkan.
Kapuskod Baranahan Kemenhan RI Laksma Mochammad Taufiq Hidayat menyampaikan sambutan dari Kabaranahan Kemenhan Laksda Yusuf Jauhari yang berhalangan hadir, momen penting FSC adalah hasil sinergitas antara galangan, biroklasifikasi, dan satgas. Hal itu terbukti dengan terselesaikannya proses reviu desain dan seluruh persyaratan mendasar bangunan kapal.
"Tahapan desain ini menjadi sangat penting untuk memastikan hasil pembangunan kapal sesuai dengan spesifikasi teknis, dan proses pembangunan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien," ucap Taufiq. Dia pun optimistis, pembangunan kapal fregat kedua tersebut menjadi langkah lanjut membawa Indonesia menjadi negara yang berdikari dan kian berdaulat dengan didukung penguatan industri pertahanan dalam negeri.