REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat bicara mengenai isu penarikan dana PP Muhammadiyah dari PT Bank Syariah Indonesia (BSI). Erick masih ingin mendalami hal tersebut sebelum menjelaskan kepada publik.
"Saya juga belum mendapat laporan. Saya tidak mau berpolemik dengan isu-isu yang dari pihak Muhammadiyah dan BSI belum bicara ke saya," ujar Erick usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (7/6/2024).
Erick meyakini Muhammadiyah dan BSI akan mampu menemukan solusi. Erick mendorong adanya ruang dialog bagi BSI dan Muhammadiyah untuk menemukan kesepakatan bersama.
"InsyaAllah semua ada solusi, selama kita cari jalan sama-sama, tidak ada punya punya pikiran yang terkompilasi jadi sesuatu yang negatif, itu hal yang bisa dibicarakan, sama seperti Muamalat-BTN kan kita mau jadi keseimbangan, karena dominasi BSI sangat bagus sekali kan perlu diseimbangkan," kata Erick.
BSI komitmen terus melayani
Sebelumnya, Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar menyampaikan, BSI berkomitmen melayani dan mengembangkan ekonomi umat. "Kami berupaya menjadi bank yang modern serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah,” ujar Wisnu dalam keterangannya, Rabu (5/6/2024).
Hal itu pun sebagai tanggapan perseroan terhadap berita mengenai keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk mengalihkan dananya dan juga menginstruksikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk ikut memindahkan dananya dari BSI.
Wisnu menegaskan, BSI senantiasa berkomitmen memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat (maslahat) sesuai syariat Islam. Dia mengatakan bahwa perseroan akan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
"Terkait pengalihan dana oleh PP Muhammadiyah, BSI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis dan siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam upaya mengembangkan berbagai sektor ekonomi umat. Terlebih bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung ekonomi bangsa," kata Wisnu.
Muhammadiyah dukung perbankan syariah
Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan keputusan pengalihan dana simpanan dan pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia (BSI) dilakukan untuk meminimalkan persaingan yang mungkin terjadi di antara bank-bank syariah lain. Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal Anwar Abbas mengatakan porsi penempatan dana Muhammadiyah terlalu terkonsentrasi di BSI, sementara penempatan dana di bank-bank syariah lain masih sedikit. Hal itu secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi (concentration risk).
“Sehingga bank-bank syariah lain tersebut tidak bisa berkompetisi dengan margin yang ditawarkan oleh BSI, baik dalam hal yang berhubungan dengan penempatan dana maupun pembiayaan. Bila hal ini terus berlangsung, maka tentu persaingan di antara perbankan syariah yang ada tidak akan sehat dan itu tentu jelas tidak kita inginkan,” kata Anwar dalam keterangan tertulis kepada awak media di Jakarta, Rabu (5/6/2024) lalu.
Anwar menegaskan, Muhammadiyah memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung perbankan syariah. Oleh sebab itu, Muhammadiyah terus melakukan rasionalisasi dan konsolidasi terhadap masalah keuangannya.