REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pakar kebijakan publik Universitas Padjadjaran Asep Sumaryana mengatakan bahwa evaluasi visa saat kedatangan atau visa on arrival (VoA) diperlukan. Ia menyampaikan pernyataan tersebut untuk menanggapi warga negara asing (WNA) yang berulah di Indonesia, seperti yang terjadi di Bali, yakni diduga merampas sebuah truk bermuatan gabah milik warga pada Ahad (9/6/2024) malam.
"Ditabraknya portal tol merupakan potret bahwa pengabaian aturan oleh oknum WNA tidak boleh dibiarkan agar tidak meluas ke WNA lainnya," kata Asep, Selasa (11/6/2024).
Selain itu, ia berpendapat bila perlu diberlakukan kebijakan untuk menolak WNA yang bermasalah kembali ke Indonesia. "Mengingat hal tersebut berkaitan dengan martabat bangsa yang tidak boleh disepelekan oleh bangsa manapun, dan akan mendorong efek jera, sehingga daya tarik negeri ini yang besar bisa mendorong mereka untuk tidak berperilaku yang merugikan bagi sesamanya yang ingin berkunjung ke negeri ini," ujarnya.
Sementara itu, ia mengatakan bahwa diperlukan upaya diplomasi untuk menyosialisasikan kultur dan regulasi kebijakan agar tidak terjadi WNA bermasalah di kemudian hari.
"Pemahaman kultur dan regulasi kebijakan juga menjadi penting untuk dipahami mereka, seperti halnya bangsa kita juga dikenalkan dengan kultur negara tujuan agar tidak berbenturan dengan kultur lokal yang ada," jelasnya.
Menurut dia, bila perlu pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada WNA yang mematuhi aturan. Sehingga, semangat untuk patuh lebih besar ketimbang melanggar aturan.