Kamis 13 Jun 2024 22:07 WIB

Sahabat Nabi yang Mencium Wangi Surga

Sahabat Nabi ini gugur saat berjuang di medan Perang Uhud.

Sahabat Nabi (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Sahabat Nabi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anas bin Nadhar merupakan seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dari golongan Anshar. Sejak menjadi Muslim, tokoh Suku Khazraj itu selalu setia membersamai perjuangan syiar Islam.

Pernah suatu ketika, ia luput menyertai jihad fii sabilillah, yakni Perang Badar, karena alasan yang bisa diterima. Bagaimanapun, Anas bin Nadhar tetap menyatakan penyesalannya.

Baca Juga

Hal itu dituturkan di kemudian hari oleh sepupunya, Anas bin Malik. Katanya, “Pamanku (Anas bin Nadhar) pernah berkata. ‘Dahulu, aku tidak ikut serta dalam perang pertama yang dilakoni Rasulullah SAW. Sungguh, sekiranya Allah mengizinkanku untuk ikut berjihad bersama beliau, Allah akan melihat apa yang akan kulakukan.’”

Menurut Anas bin Malik pula, asbabun nuzul surah al-Ahzab ayat ke-23 berkaitan dengan pamannya itu. Terjemahan ayat itu: “Di antara orang-orang Mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya).”    

Ya, Anas bin Nadhar telah berjanji untuk menyertai jihad Rasulullah SAW sesudah Badar. Dan, pada tahun ketiga Hijriyah, pecahlah perang lagi.

photo
Suasana Jabal Uhud, Ahad (10/6/2023) sore. Jabal Uhud merupakan salah satu tujuan favorit dari jamaah selama musim haji di Madinah. - (Agung Sasongko/Republika)

Kaum musyrikin kembali mengusik ketenteraman umat Islam. Kedua belah pihak bertemu di lembah Bukit Uhud.

Pada permulaan Perang Uhud, Muslimin sesungguhnya berada dalam posisi unggul. Strategi yang sudah dicanangkan Nabi SAW berjalan dengan baik. Alhasil, pasukan musyrikin sempat mundur. Beberapa dari mereka bahkan melarikan diri dari gelanggang pertempuran.

Salah satu poin taktik Rasulullah SAW ialah mengamankan kawasan bukit Uhud. Beliau pun menempatkan sejumlah pasukan berkuda di sana. Mereka ditugaskan agar selalu berada di tempat. Jangan ke mana-mana hingga musuh benar-benar telah kembali ke Makkah.

Namun, para prajurit berkuda itu melalaikan tugasnya. Dari atas bukit, mereka seperti melihat rekan-rekan sepejuangannya di lembah sudah berhasil menyapu musuh. Bahkan, tampak beberapa harta benda milik kafir Quraisy teronggok begitu saja di atas tanah.

Karena mengira telah memperoleh kemenangan, pasukan berkuda ini lalu meninggalkan posnya, dan menuruni bukit. Inilah yang ditunggu-tunggu pasukan Quraisy yang berjaga di dekat puncak bukit. Mereka dipimpin Khalid bin Walid—yang saat itu belum memeluk Islam.

Khalid dan anak buahnya lalu mengawali serangan balik. Pasukan Muslim sangat terkejut dengan serbuan itu. Dalam waktu singkat, mereka pun tercerai berai dan berhamburan ke segala arah. Situasi menjadi kacau balau.

Tersiar kabar bahwa Rasulullah SAW gugur ....

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement