Sabtu 15 Jun 2024 09:19 WIB

Mulai dari Pelempar Batu, Pejuang Palestina Ini Dikenal Sebagai Jagonya Perakit Bom

Mahnad Ath-Thahir belajar bagaimana cara melempar batu sampai mahir.

A P Seorang Palestina melemparkan batu ke pasukan Israel saat bentrokan setelah protes terhadap pemukim Israel yang berunjuk rasa di dekat pos ilegal Avitar, dekat desa Beita di Tepi Barat, Senin (10/4/2023). Dua puluh lima warga Palestina terluka dalam bentrokan tersebut, kata kementerian kesehatan Palestina. alestinian hurls stones at Israeli troops during clashes after a protest against Israeli settlers rallying near the illegal outpost of Avitar, near the West Bank village of Beita, 10 April 2023. Twenty-five Palestinians were wounded during the clashes, the Palestinian health ministry said. The clashes followed a rally near Avitar outpost which was attended by Israeli far-right supporters, Israeli Ministers and Knesset members attended
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
A P Seorang Palestina melemparkan batu ke pasukan Israel saat bentrokan setelah protes terhadap pemukim Israel yang berunjuk rasa di dekat pos ilegal Avitar, dekat desa Beita di Tepi Barat, Senin (10/4/2023). Dua puluh lima warga Palestina terluka dalam bentrokan tersebut, kata kementerian kesehatan Palestina. alestinian hurls stones at Israeli troops during clashes after a protest against Israeli settlers rallying near the illegal outpost of Avitar, near the West Bank village of Beita, 10 April 2023. Twenty-five Palestinians were wounded during the clashes, the Palestinian health ministry said. The clashes followed a rally near Avitar outpost which was attended by Israeli far-right supporters, Israeli Ministers and Knesset members attended

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fuji Eka Permana, Wartawan Republika

Mahnad Ath-Thahir lahir pada tahun 1976 di kota Nablus, Palestina. Ketika berkobar Intifadhah (perjuangan rakyat Palestina) pada 8 Desember 1987, usianya masih sebelas tahun. 

Baca Juga

Mahnad Ath-Thahir belajar bagaimana cara melempar batu sampai mahir. Karena kemahirannya dalam melempar batu, teman-temannya merasa iri terhadapnya. 

Mahnad Ath-Thahir selalu mampu melempar batu dengan tepat ke arah pasukan Israel yang dilengkapi dengan persenjataan yang lengkap.

Kemudian, Mahnad Ath-Thahir bergabung dengan kelompok militer yang dibentuk oleh Mahmud Abu Hunud dan Khalil Syarif. Kelompok tersebut berada di bawah organisasi pergerakan Hamas. 

Di dalam kelompok militer tersebut, Mahnad Ath-Thahir berperan sebagai ahli perakit bom. Orang-orang menjulukinya dengan nama Pencipta Mati Syahid.

Dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah yang ditulis Syaikh Muhammad Sa'id Mursi dan diterjemahkan Khoirul Amru Harahap Lc dan Achmad Faozan Lc serta diterbitkan ulang Pustaka Al-Kautsar 2007. Dikisahkan, belum genap setahun Mahnad Ath-Thahir bergabung dengan kelompok militer tersebut, dia sudah menjadi Insinyur ahli perakit bom yang keempat. Sebelumnya sudah ada tiga orang perakit bom. Mereka adalah Yahya Ayyasy, Adil Iwadullah dan Muhammad Abu Hunud yang telah mendahuluinya mati syahid di jalan Allah.

Karena alasan investigasi, Mahnad Ath-Thahir pernah ditahan oleh Pemerintah Israel selama dua bulan. Kemudian dia dipenjara oleh pemerintah Palestina di penjara Janid selama tiga tahun. 

Dia dibebaskan setelah berkecamuknya perlawanan Masjid Al-Aqsa yang terjadi pada tanggal 28 September 2000. Perlawanan Masjid Al-Aqsa tersebut terjadi setelah adanya kunjungan Ariel Sharon (Perdana Menteri Israel) ke Masjid Al-Aqsa.

Sebelum kematian Mahnad Ath-Thahir sebagai syahid, selama dua setengah tahun dia menjadi target penangkapan Israel.

Pada 30 Juni 2002, sekitar jam lima sore, pasukan Israel sampai di rumah tempat tinggal Mahnad Ath-Thahir. Kedatangan pasukan Israel untuk menangkapnya. Rumah tempat tinggal Mahnad Ath-Thahir terletak di perkampungan penduduk yang terletak di sebelah timur laut kota Nablus. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement