REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golongan Karya (Golkar) masih belum menentukan nasib Ridwan Kamil ke depannya. Nama mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) itu masih belum jelas akan menjadi calon gubernur (cagub) DKI Jakarta atau tetap di daerah asalnya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jabar Ace Hasan Syadzily mengatakan, partainya telah memiliki mekanisme internal dalam menentukan calon kepala daerah. Untuk menentukan calon di DKI Jakarta dan Jabar, Partai Golkar masih melakukan kajian melalui mekanisme survei secara internal.
"Tentu yang harus dilihat adalah soal elektabilitas calon kepala daerah yang akan diusung oleh Golkar. Ketum (Airlangga Hartarto) menyampaikan bahwa khusus untuk Jabar dan DKI nanti kebijakannya akan ditentukan pada Juli," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Kamis (20/6/2024).
Menurut Ace, pihaknya masih akan menunggu hasil survei kedua atas Ridwan Kamil, baik di DKI Jakarta atau di Jabar. Baru setelah itu, Partai Golkar akan memutuskan nasib Ridwan Kamil.
Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil survei internal yang sudah dilakukan, elektabilitas Ridwan Kamil masih sangat tinggi di Jabar. Bahkan, elektabilitas pejawat gubernur itu lebih di atas 71 persen di Jabar.
"Tingkat keinginan masyarakat untuk memilih Kang Emil itu lebih dari 71 persen. Karena itu, kami tidak boleh mengingkari apa yang menjadi keinginan masyarakat Jabar," ujar dia.
Sementara itu, Partai Golkar masih belum memiliki peta politik yang komperhensif apabila mengusung Ridwan Kamil menjadi cagub DKI Jakarta. Apalagi, Anies Baswedan baru menyatakan bersedia maju kembali menjadi cagub DKI Jakarta belakangan.
"Kita lihat dinamikanya. Semua tentu akan dipertimbangkan oleh Golkar dalam menentukan kebijakan strategis untuk kepentingan rakyat, baik di DKI Jakarta maupun Jabar," kata dia.