Senin 24 Jun 2024 10:50 WIB

Cita Rasa Nusantara Obati Rindu Jamaah Haji di Tanah Suci  

Bumbu khas Nusantara itu dikirimkan oleh BPKH Limited.

Rep: Muhyiddin/ Red: Budi Raharjo
Kementerian Agama (Kemenag) RI menyiapkan menu makanan dengan cita rasa khas Nusantara yang bumbunya juga disupport oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Foto: BPKH
Kementerian Agama (Kemenag) RI menyiapkan menu makanan dengan cita rasa khas Nusantara yang bumbunya juga disupport oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Layanan konsumsi di Tanah Suci dalam penyelenggaraan haji tahun ini mendapatkan apresiasi dari jamaah haji Indonesia. Karena, Kementerian Agama (Kemenag) RI menyiapkan menu makanan dengan cita rasa khas Nusantara yang bumbunya juga disupport oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

Salah satu jamaah haji Indonesia yang menginap di Hotel Mufti Al Siddiqi yang berada di wilayah Raudhah, Kaselin (55 tahun) mengaku puas dengan layanan yang diberikan pemerintah Indonesia pada penyelenggaraan haji tahun ini, khususnya layanan komsumsi.

Baca Juga

"Makananannya juga sudah alhamdulillah tiga kali dalam satu hari. Menunya juga cukup bagus, mulai dari gizi dan protein, dan juga ada buahnya," ujar Kaselin saat diwawancara menjelang Puncak Haji 2024 beberapa waktu lalu.

Hal senada juga disampaikan jamaah asal Tegal, Habib Ali Zaenal Abidin. Dia pun beriterima kasih kepada Kementerian Agama yang tekah melakukan evaluasi dalam penyelenggaraan haji tahun ini.

"Sehingga makanan pun di Madinah itu jamaah merasa makanan yang disuguhkan itu selera Indonesia. Dan baru tahun ini kita mendapatkan makanan tiga kali. Kalau sebelumnya cuma dua kali," ucap Habib Ali.

Dengan penyajian makanan selera khas Nusantara, menurut dia, ratusan jamaah yang bersamanya akhirnya merasa nyaman dalam menunaikan ibadah di Tanah Suci. Dia juga mengapresiasi BPKH yang telah mengirimkan bumbu-bumbu khas Nusantara dari Indonesia langsung.

"Dengan dikirimnya bumbu-bumbu itu, selera masakan kita itu jauh lebih enak dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, kami mengharapkan selain bumbu, buah-buahan dan sayuran juga didatangkan dari Indonesia langsung," kata Habib Ali yang setiap tahun mengantarkan jamaah ke Tanah Suci lewat KBIH Al Haromain ini.

Dia berharap, kedepannya BPKH juga mengirimkan lebih banyak lagi bahan-bahan makanan dari Indonesia Indonesia langsung, sehingga hal itu juga dapat membantu UMKM.

"Saya kira kalau ada kerja sama, itu cukup membantu UMKM kita juga. Coba bayangkan berapa ratus ribu jamaah haji Indonesia yang naik haji. Harapan kami kerja sama bumbu-bumbu itu harus dipertahankan," jelas Habib Ali.

Bumbu khas Nusantara itu dikirimkan oleh anak perusahaan BPKH yang didirikan di Arab Saudi tanggal 16 Maret 2023 lalu, yaitu BPKH Limited. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan layanan haji tahun ini.

Mudir atau Direktur BPKH Limited, Sidiq Haryono, mengatakan pada penyelenggaraan haji tahun ini pihaknya baru bisa mengirimkan 76 ton bumbu khas Indonesia ke Arab Saudi. Namun, dia berharap tahun depan bisa menngirimkan lebih banyak lagi.

Dalam layananan haji tahun ini, puluhan ton bumbu tersebut telah didistribusikan ke seluruh katering di Madinah dan Makkah.

"Hitungan kita total kebutuhannya adalah 300 ton tetapi karena memang kesempatan yang ada mengingat teknikal administrasi alhamdulillah kita bisa paling tidak dari 300 kebutuhan ton kita sudah memenuhi sebesar 76 ton," ujar Sidiq Haryono saat diwawancara di Makkah pada Senin (26/5/2024) lalu.

Menurut Sidiq, proyek ini merupakan bagian dari program Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi. "Ini adalah pogram TKDN, sebagai program tingkat kandungan dalam negeri yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi," katanya.

Pengirimkan bumbu khas Nusantara ini juga menandai kehadiran serius BPKH Limited dalam meningkatkan kualitas layanan bagi jamaah haji. Tidak hanya itu, BPKH Limited juga mendistribusikan makanan siap saji sebanyak dua kali makan, khususnya pada 8 Dzulhijjah sebelum puncak haji di Armuzna dan setelahnya pada 13 Dzulhijjah.

Menu khas Nusantara yang disiapkan dalam bentuk siap saji dalam penyelenggaraan haji tahun ini cukup variatif. Di antaranya adalah ada gulai ikan, rendang ayam, ayam saus tiram, rendang daging, rendang daging saus tiram, dan ayam asam manis.

photo
Kementerian Agama (Kemenag) RI menyiapkan menu makanan dengan cita rasa khas Nusantara yang bumbunya juga disupport oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). - (BPKH)

Makanan siap saji itu pun juga mendapatkan apresiasi dari jamaah haji Indonesia. Salah satu jamaah asal Banjarmasin, Walial Fatah (62 tahun) mengaku cukup puas dengan makanan siap saji itu. Walaupun, kata dia, sewaktu-waktu ia juga merasa bosan.

"Alhamdulillah semuanya enak. Walaupun kami sebagai orang tua agak sedikit bosan, cuma caranya kami beli mie. Kemudian enak lagi. Namanya orang kampung, itu makannya senang dengan kuah," kata Fatah saat melaksanakan lempar jumrah di Jamarat pada 13 Dzulhijjah 1445 H.

Untuk mengobati rasa rindu jamaah haji pada makanan khas Nusantara, BPKH Limited juga menyewakan tenant di hotel-hotel jamaah kepada UMKM. Di antaranya, tenant yang terdapat di lantai dua Hotel 601, Jarwal, Makkah.

Tenant tersebut disewa oleh mukimin asal Sukabumi yang menikah dengan orang Arab pada 1998 silam, Teh Dina. Di lantai dua hotel tersebut ia membuka warung makan khas Sunda. Jamaah yang menginap di hotel banyak yang menikmati masakannya.

Selama musim haji, Teh Dina menyewa tempat itu kepada BPKH Limited. Dia pun merasa terbantu dengan hadirnya BPKH Limited dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Namun, ia enggan menyebut keuntungannya.

"Merasa terbantu dengan disewakannya area resto oleh BPKH. Yang jelas pasti untung lah makanya saya mau dagang juga," ujar Teh Dina.

Menu yang disajikan di warung Teh Dina cukup bervariasi, seperti pepes ikan, ayam goreng, sayur asam, lotek, sop iga, bakso, dan bahkan sayur pare. Salah satu jamaah yang menginap di Hotel 601 tersebut, Rohmana (63 tahun) mengaku cukup sering makan di warung khas Sunda itu.

Menurut dia, menu makanan yang disajikan Teh Dina cukup mengobati rasa rindunya terhadap masakan khas Nusantara, khususnya makanan Sunda.

"Alhamdulillah cukup membantu mengobati kerinduan-kerinduan masakan nusantara, seperti bakso, ikan goreng," kata jamaah asal Bandung ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement