Kamis 27 Jun 2024 20:32 WIB

Demi Hemat Biaya, Nissan Siap Produksi Mobil Listrik di China Bersama Dongfeng

Produksi mobil dengan Dongfeng jadi bukti tekanan yang dialami Nissan di China

Nissan Motor Corporation akan mulai memproduksi mobil listrik hasil kerja sama dengan Dongfeng Motor di Wuhan mulai akhir tahun ini.
Foto: Ian Forsyth/Pool Photo via AP
Nissan Motor Corporation akan mulai memproduksi mobil listrik hasil kerja sama dengan Dongfeng Motor di Wuhan mulai akhir tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Nissan Motor Corporation akan mulai memproduksi mobil listrik hasil kerja sama dengan Dongfeng Motor di Wuhan mulai akhir tahun ini. Nikkei melaporkan, produksi mobil listrik Bersama Dongfeng untuk menghemat biaya serta mencerminkan tekanan besar yang dihadapi Nissan di China.

Dikutip dari Autonews.com, dengan memproduksi EV untuk Dongfeng, Nissan berencana untuk mengurangi biaya yang besar dan meningkatkan tingkat operasional pabrik yang telah menurun karena penjualan yang merosot. Nissan dan Dongfeng belum memberikan komentar terkait laporan ini.

Nikkei menyebut, produsen mobil terbesar ketiga di Jepang ini sudah memproduksi EV Ariya dan SUV X-Trail melalui joint venture dengan Dongfeng di pabrik di Wuhan, yang memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 260.000 kendaraan. Ke depan pabrik di Wuhan akan mulai memproduksi Zhiyin EV baru milik Dongfeng yang dipasarkan di bawah merek Voyah.

Nissan mengoperasikan delapan pabrik di China melalui joint venture dengan Dongfeng. Pekan lalu, Nissan menghentikan produksi di salah satu pabrik tersebut, namun menyatakan tetap berkomitmen pada pasar otomotif terbesar di dunia ini.

Nissan dan saingannya, Honda Motor, mengalami kesulitan di China karena pergeseran konsumen ke kendaraan lsitrik murah yang dilengkapi perangkat lunak dari berbagai merek lokal, termasuk BYD.

Peluncuran cepat kendaraan bertenaga baterai oleh produsen mobil Tiongkok tidak hanya menjadi tantangan bagi Nissan dan produsen mobil Jepang lainnya, tetapi juga menimbulkan tantangan yang semakin berat di wilayah lain, seperti Asia Tenggara dan Eropa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement