REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW memuji delima sebagai penyembuh bagi tubuh. Dalam surah al-An'am ayat ke- 99, Allah menyebut buah delima, setelah zaitun, anggur, dan kurma, dan berpesan bahwa Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. Demikian pula pada surah al-An'am ayat 141.
Bahkan, dalam surah ar-Rahman ayat 68, Allah mengungkapkan bahwa delima adalah salah satu dari buah-buahan di surga. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? begitu bunyi peringatan Allah berkali-kali dalam surah yang teramat indah itu.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, kurma dan delima adalah buah yang lebih unggul dibandingkan lainnya. Tradisi kedokteran Islam dulu juga memanfaatkan delima untuk pengobatan, seperti yang dilakukan ar-Razi (854?925)dan Ibnu Sina (980-1037). Manfaat pengobatan buah ini tersebar luas ke berbagai penjuru dunia, seperti di timur, mediterania, dan Afrika. Delima tercatat dalam obat-obatan yang menyembuhkan 15 penyakit (Levin GM: 2006).
Di antara khasiat buah ini adalah menjaga kesehatan jantung dan usus, mencegah cacing pita, dan menyembuhkan disentri. Ibnu Sina menyebut ke gunaan lainnya dari delima, yakni kulit buahnya mampu mengusir serangga.
Di alam, burung-burung kerap memakai kulit delima sebagai unsur penyusun sarangnya. Alhasil, hama pengganggu tidak menjangkiti di dekat telur-telur mereka.
Delima juga berfaedah untuk kosmetik. Mengutip buku Mukjizat Kedokteran Nabi,kulit delima yang telah dihangatkan dalam air mendidih dapat dicampur dengan ekstrak pohon inai. Campuran itu lantas ditumbuk hingga halus, kemudian di balurkan pada rambut. Efeknya, rambut akan tampak segar, berkilau, serta mencegah kerontokan.
Manfaat lainnya dari kulit delima untuk membunuh cacing pita di usus. Caranya dengan direbus, lalu minumlah air hangat dari hasil rebusan itu. Cendekiawan besar Muslim, Ibnu Sina, termasuk yang menyarankan metode tersebut.