Senin 01 Jul 2024 17:16 WIB

Dosen Universitas BSI, Pahlawan Emak-emak, Ubah Sampah Jadi Cuan Lewat Sabun Limbah

Penggunaan minyak jelantah yang benar akan sangat berguna bagi lingkungan hidup.

Dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) yang tergabung dalam tim Hibah Pengabdian Masyarakat, diketuai oleh Siti Masripah dengan anggota Indah Purwandani dan Ety Murhayaty beserta Mahasiswa olah limbah minyak jelantah jadi sabun.
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) yang tergabung dalam tim Hibah Pengabdian Masyarakat, diketuai oleh Siti Masripah dengan anggota Indah Purwandani dan Ety Murhayaty beserta Mahasiswa olah limbah minyak jelantah jadi sabun.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) yang tergabung dalam tim Hibah Pengabdian Masyarakat, diketuai oleh Siti Masripah dengan anggota Indah Purwandani dan Ety Murhayaty beserta Mahasiswa olah limbah minyak jelantah jadi sabun. Tim hibah penerima pendanaan BOPTN Program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dosen Vokasi Tahun Anggaran 2024 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi ini memilih skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM).

Tema kegiatan dari hibah yang dilaksanakan oleh dosen Universitas BSI ini berjudul Green Economy untuk meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dengan Pengelolaan Limbah Sampah Rumah Tangga Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada Bank Sampah Go Green Greenery (3G). Pelatihan pengolahan minyak jelantah sukses terlaksana pada Ahad (16/6/2024), dilokasi mitra bank sampah Go Green Greenery (3G).

Baca Juga

Pada pelatihan ini, Sri selaku penggiat lingkungan hidup memandu kegiatan pelatihan dengan melakukan pengolahan minyak jelantah menjadi sabun yang dapat digunakan oleh ibu-ibu. Sri menjelaskan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sabun dari minyak jelantah yaitu 500 ml minyak jelantah, 171 gram air distilasi (amidis, aquadest) 82 gram NaOH (soda api) dan Pewangi.

“Dengan perlengkapan seperti baskom kecil, baskom besar, timbangan, pengaduk (bisa menggunakan spatula, hand blender), cetakan sabun,” kata Sri.

Adapun cara pembuatannya dengan menggunakan metode COLD Process, terang Sri dengan masukan air distilasi ke dalam baskom kecil, tuangkan NaOH ke dalam air distilasi lalu aduk sampai larut menggunakan spatula/sendok plasti/kayu.

“Harus berhati-hati tidak boleh dibalik prosesnya, jika dibalik prosesnya yaitu air distilasi yang disiram ke NaOH maka akan menimbulkan letupan. Sehingga harus perhatikan dengan betul langkah-langkah pembuatannya,” ujar Sri.

Kembali, Sri menegaskan proses pembuatannya yakni di baskom besar siapkan minyak jelantah, masukan cairan air distilasi dan NaOH lalu aduk rata dengan cepat menggunakan hand blender/spatula, secukupnya saja jangan terlalau lama dan jangan sampai larutan mengental, tambahkan aromaterapi/pewangi, aduk kembali, lalu tuangkan kedalam cetakan sabun tunggu sekitar 2-4 jam sampai sabun mengeras lalu keluarkan dari cetakan.

“Sabun baru bisa digunakan 1 bulan setelah masa pembuatan setelah melewati fase curing (merupakan fase waktu tunggu seletah sabun menjadi padat atau sampai proses sapinifikasinya selesai), kemudian simpan di suhu ruangan dan sesekali diangin-anginkan,” ujar Sri.

Sementara itu, Siti Masripah selaku ketua tim dosen Universitas BSI yang mendapatkan hibah ini menyampaikan setelah melewati berbagai proses hingga akhirnya menjadi sabun bukan berarti sabun tersebut bisa langsung dipakai. Sabun hasil dari minyak jelantah harus didiamkan kurang lebih selama 1 bulan agar semua reaksi kimianya bekerja dan selesai secara benar. Hal ini juga yang membuat sabun tersebut aman digunakan untuk tubuh dan pakaian kita.

“Penggunaan minyak jelantah yang benar akan sangat berguna bagi lingkungan hidup. Mengolah barang atau bahan bekas pakai adalah salah satu upaya untuk menyelamatkan bumi dari bahaya limbah,” ungkap Siti dalam rilis yang diterima, Senin (30/6/2024).

Bersama para ibu rumah tangga yang tergabung dengan Bank Sampah Go Green Greenery (3G), Siti bersama dosen Universitas BSI mengajak warga lainnya agar bisa ikut serta dalam mengurangi limbah rumah tangga dengan mengolah minyak jelantah bekas pakai menjadi sebuah sabun organik yang mampu mengerjakan tugas sabun cuci pada umumnya, salah satunya adalah limbah minyak jelantah.

“Minyak bekas menggoreng makanan bisa diolah kembali menjadi sabun cuci yang sangat berguna. Menggunakan bahan sisa yang ada di rumah membuat sabun ini cukup membantu dalam mengurangi limbah yang mencemari lingkungan disekitar kita. Bahan-bahan yang dipakai untuk menunjang kegiatan tersebut pun sangat mudah untuk didapatkan. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat untuk masyarakat dan dapat mengembangkan kemampuan mitra bank sampah Go Green Grenery (3G) dalam memanfaatkan limbah sampah berupa minyak jelantah,” ujar Siti.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement