Pada Kamis, kementerian kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban jiwa warga Palestina dalam hampir sembilan bulan perang telah melampaui 38.000 orang, dengan 87.445 orang terluka. Perang di Gaza dimulai ketika orang-orang bersenjata pimpinan Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober untuk menyerang situs militer dan mengambil sandera untuk ditukar dengan ribuan tahanan Palestina yang diperlakukan tak manusiawi di penjara-penjara Israel. Serangan itu, menurut Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang kembali ke Gaza, menurut penghitungan Israel.
Di Gaza, warga Palestina bereaksi hati-hati terhadap prospek perundingan baru. “Kami berharap ini adalah akhir perang, kami kelelahan dan tidak dapat menghadapi kemunduran dan kekecewaan lagi,” kata Youssef, ayah dua anak, yang kini mengungsi di Khan Younis, di selatan wilayah kantong tersebut.
The aftermath of the Israeli airstrike on Gaza's ancient gold market that killed at least four Palestinians and left dozens injured. pic.twitter.com/ugLbmNlTvd
— Quds News Network (QudsNen) July 4, 2024
“Setiap jam setelah perang ini, semakin banyak orang yang meninggal, dan semakin banyak rumah yang hancur, maka sudah cukup. Saya mengatakan ini kepada para pemimpin saya, kepada Israel dan dunia,” katanya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Kemarin, serangan Israel menghantam sebuah sekolah di Kota Gaza dan Layanan Darurat Sipil mengatakan lima warga Palestina syahid dan lainnya terluka. Sementara serangan Israel lainnya di kota tua Kota Gaza pada hari Kamis menewaskan seorang wanita dan melukai beberapa lainnya, kata petugas medis.
Tank-tank Israel juga menembaki beberapa daerah di sisi timur Khan Younis setelah tentara mengeluarkan perintah evakuasi pada hari Selasa, namun belum ada pergerakan tank ke daerah tersebut, kata warga.