Kamis 03 Oct 2024 23:37 WIB

Rasulullah SAW Bukan Sosok yang Gila Hormat dan Pangkat, Ini Buktinya

Rasulullah SAW adalah sosok yang sederhana

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Rasulullah. Rasulullah SAW adalah sosok yang sederhana
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah. Rasulullah SAW adalah sosok yang sederhana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menggambarkan sikap Nabi Muhammad SAW yang sangat mulia, rendah hati dan sederhana. Padahal Nabi Muhammad SAW adalah Rasulullah yang kedudukannya di dunia tidak ada yang menandingi.

Meski demikian, Nabi Muhammad SAW tidak ingin dihormati secara berlebihan, dan tidak ingin ada jarak pemisah antara beliau dan manusia lainnya.

Baca Juga

Hal ini tergambar dari akhlak Nabi Muhammad SAW yang dituliskan oleh Imam Al Ghazali bergelar Hujjatul Islam Zainuddin al-Thusi dalam kitab Ihya Ulumuddin.

Dalam Ihya Ulumuddin dijelaskan bahwa kedudukan Rasulullah SAW sangat mulia. Rasulullah SAW adalah manusia paling rendah hati dan sederhana.

Ibnu Umar radhiyallahu anhu meriwayatkan, "Aku melihat Rasulullah SAW melempar jumratul aqabah di atas unta. Beliau sedikit pun tidak menyakiti, tidak menyeret-nyeret dan tidak mengusir atau menghalau orang lain."

Nabi Muhammad SAW tidak merasa malu duduk pada selembar kain di atas punggung baghal (keledai) dan membonceng seseorang di belakang beliau.

Nabi Muhammad SAW suka menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, menghadiri undangan walaupun dari seorang hamba sahaya.

Nabi Muhammad SAW memperbaiki sendiri alas kakinya dan menambal sendiri bajunya yang sobek. Rasulullah SAW suka membantu pekerjaan rumah tangga para istrinya.

Para sahabat Nabi Muhammad SAW tidak pernah berdiri menyambut kedatangan (untuk menghormati) Nabi Muhammad SAW, karena mereka tahu Nabi Muhammad SAW tidak akan suka.

Rasulullah SAW selalu menyapa dan memberi salam kepada orang yang ditemuinya, meskipun seorang anak kecil. Demikian dijelaskan Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali atau yang lebih dikenal sebagai Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin.

Pada suatu hari, seseorang dibawa ke hadapan Rasulullah SAW. Orang itu gemetar ketakutan dan sangat segan (karena kewibawaan Nabi Muhammad SAW).

Mengetahui hal itu, Nabi Muhammad SAW bersabda kepada orang itu, "Tenanglah, tidak usah takut. Aku bukan seorang raja. Aku hanyalah anak laki-laki dari seorang perempuan Quraisy sederhana yang suka makan labu."

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement