Selasa 09 Jul 2024 10:44 WIB

Sejumlah Alasan Seseorang Memilih Mualaf, Salah Satunya Keajaiban Ayat Alquran

Alquran dalam berbagai kesempatan menantang umat manusia secara luas untuk berpikir.

Santriwati membaca Alquran braile di area Pesantren Tahfidz Tuna Netra Mahad Saman Darushudur, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/3/2023). Sebanyak 27 santri tuna netra mengikuti pesantren tahfidz Alquran dengan metode pembelajaran menggunakan bunyi-bunyian serta hafalan Alquran selama Bulan Suci Ramadhan 1444 H.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Santriwati membaca Alquran braile di area Pesantren Tahfidz Tuna Netra Mahad Saman Darushudur, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/3/2023). Sebanyak 27 santri tuna netra mengikuti pesantren tahfidz Alquran dengan metode pembelajaran menggunakan bunyi-bunyian serta hafalan Alquran selama Bulan Suci Ramadhan 1444 H.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun tidak ada keyakinan agama yang sepenuhnya didasarkan pada logika dan penalaran, Islam dan Alquran memberi lebih dari cukup contoh dan kesempatan untuk menguji kebenaran dan keabsahan pesan-pesannya melalui kacamata bukti empiris dan pengetahuan.

Tidak ada seorang pun (Muslim atau lainnya) yang berpendapat pemikiran kritis dan refleksi dapat menjadi katalisator utama untuk mengubah kehidupan seseorang. Berpikir kritis telah digunakan oleh banyak orang untuk memperbaiki kehidupan mereka.

Baca Juga

Dilansir di About Islam, seorang pemikir kritis mengajukan pertanyaan-pertanyaan menyelidik tentang suatu situasi, mengumpulkan informasi sebanyak mungkin, merefleksikan ide-ide yang dikumpulkan dan dihasilkan dalam konteks informasi yang tersedia, menjaga pikiran tetap terbuka dan tidak memihak. dan dengan hati-hati meneliti asumsi dan mencari alternatif.

Oleh karena itu, inilah alasan mengapa para mualaf akan mengaitkan penggunaan penalaran cerdas, refleksi dan pemikiran kritis ketika menjelaskan perjalanan mereka menuju Islam. Orang-orang seperti ini mampu menghilangkan histeria yang diciptakan oleh beberapa media untuk memandang Islam dari sudut pandang kritis dan mengikuti kebenaran menjadi hal yang wajar bagi mereka sebagai bagian dari proses ini.

Bagaimana lagi kita bisa menjelaskan peningkatan perpindahan agama seiring dengan meningkatnya retorika anti-Islam? Bagaimana lagi kita bisa menjelaskan bahwa lebih banyak pengkhotbah non-Muslim yang masuk Islam dibandingkan sebelumnya?

Meskipun umat Islam percaya hidayah hanya datang dari Allah, penggunaan penalaran intelektual yang dianugerahkan Tuhan kepada seseorang memiliki peran sangat kuat dalam membuat keputusan yang mengubah takdir tersebut bagi seorang mualaf.

Dan begitu mereka menjadi mualaf, mereka jarang kembali ke keyakinan lama karena keyakinan yang fondasinya dibangun di atas logika dan nalar lebih kecil kemungkinannya untuk tergoyahkan.

Beberapa alasan yang dikemukakan oleh orang-orang yang masuk Islam tercantum di bawah ini. Kita dapat melihat sebagian besar alasan ini hanya dapat dikaitkan dengan proses berpikir kritis dan refleksi intelektual.

Alasan seseorang memilih menjadi mualaf...

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement