Selasa 09 Jul 2024 13:55 WIB

Cara Studi The Lancet Ungkap Jumlah Warga Gaza yang Dibunuh Israel Capai 186 Ribu Jiwa

Angka The Lancet empat kali dari data kematian resmi yang dirilis Kemenkes Gaza.

Red: Andri Saubani
Para pengunsi Palestina berjalan melarikan diri meninggalkan kota Khan Younis, di Jalur Gaza pada Senin (1/7/2024). Tentara Israel memerintahkan evakuasi massal kepada warga Palestina di Khan Younis. Diduga militer Israel akan melancarkan serangan darat baru di kota terbesar kedua di Jalur Gaza tersebut.
Foto:

Menurut badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina (UNRWA), anak-anak di wilayah konflik itu menghabiskan waktu hingga 8 jam sehari hanya untuk mendapatkan makanan dan air bersih akibat agresi berkelanjutan Israel di Jalur Gaza. “Anak-anak di Gaza bisa menghabiskan 6—8 jam sehari mengumpulkan air dan makanan, bahkan mereka harus membawa beban berat dan berjalan jauh,” demikian UNRWA dalam pernyataannya di media sosial, Sabtu (6/7/2024).

“Fasilitas sanitasi dan infrastruktur rusak parah, sehingga memaksa ribuan keluarga mengandalkan air laut untuk mencuci, mandi, dan bahkan minum,” kata badan PBB tersebut.

Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa siklus pengungsian tanpa henti dan nasib warga yang terus menerus berada dalam mode bertahan hidup dan keputusasaan akibat kekejaman Israel di Jalur Gaza harus dihentikan.

"Berulang kali, siklus tragis yang sama," tulis Philippe Lazzarini di X. "Awal pekan ini otoritas Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru bagi warga di #Gaza yang memaksa ratusan ribu orang keluar dari Khan Younis & Rafah di selatan."

"Perintah evakuasi ini -yang terbesar yang dikeluarkan sejak Oktober- berdampak terhadap hampir seperempat juta orang, sebagian besar dari mereka sudah mengungsi, berkali-kali," keluhnya. "Orang-orang tidak punya tujuan."

"Mereka mati-matian mencari tempat aman yang sudah tidak ada, mendirikan bangunan darurat di antara reruntuhan bangunan yang dibom," katanya. "Risiko persenjataan yang tidak meledak (UXO) tersebar luas."

Sembari menyebutkan seorang gadis berusia 9 tahun yang dilaporkan tewas akibat UXO di Khan Younis pekan lalu, dan enam anak-anak yang cedera, Lazzarini menekankan: "Risiko bagi anak-anak sangat tinggi."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement