Rabu 10 Jul 2024 08:42 WIB

Ini Permisalan Fenomena Ruwaibidhah Tanda Kiamat yang Muncul Akhir-Akhir ini

Ruwaibidhah merupakan orang-orang yang dijelaskan berikut ini.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi Kiamat.
Foto: Freepik
Ilustrasi Kiamat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sebuah hadits futuristik yang menjelaskan bahwa akan datang tahun-tahun kemunculan Ruwaibidhah atau orang-orang bodoh yang berbicara tentang urusan publik termasuk urusan agama. Ulama menjelaskan bahwa Ruwaibidhah dalam konteks sekarang dapat merusak agama.

Pakar hadis, KH Ahmad Ubaidi Hasbillah menjelaskan, hadits yang menyebutkan tentang Ruwaibidhah ini sangat relevan dengan fenomena yang bisa dilihat sekarang.

Baca Juga

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

سيأتِي على الناسِ سنواتٌ خدّاعاتٌ؛ يُصدَّقُ فيها الكاذِبُ، ويُكذَّبُ فيها الصادِقُ، ويُؤتَمَنُ فيها الخائِنُ، ويخَوَّنُ فيها الأمينُ، وينطِقُ فيها الرُّويْبِضَةُ . قِيلَ : وما الرُّويْبِضةُ ؟ قال : الرجُلُ التّافِهُ يتَكلَّمُ في أمرِ العامةِ

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya. Pendusta dianggap jujur, orang jujur dianggap pendusta, pengkhianat diberi amanah, orang yang amanah dianggap pengkhianat, dan Ruwaibidhah berbicara.”

Lalu ada sahabat Nabi SAW yang bertanya, “Apa itu Ruwaibidhah?”

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Orang yang bodoh berbicara tentang urusan banyak orang.” (HR Imam Ahmad dan Ibnu Majah)

Kiai Ubaidi Hasbillah menjelaskan, hadits tersebut adalah hadits mustaqbaliyah atau hadits futuristik. Yaitu hadis yang berbicara tentang hal yang akan terjadi di masa datang.

"Hadits tersebut termasuk nubuwat Nabi Muhammad SAW," kata Kiai Ubaidi Hasbillah kepada Republika, Selasa (9/7/2024)

Akan tetapi, Kiai Ubaidi Hasbillah menjelaskan, hal-hal yang sifatnya futuristik seperti itu adalah ranah iman. Jadi hadits itu tidak untuk menghakimi atau menghukumi bahwa si A dan si B adalah Ruwaibidhah. Ini adalah sosok pendusta yang disebut dalam hadits itu.

Pakar hadits ini menegaskan, ranahnya bukan seperti itu. Melainkan ini adalah ranah iman terhadap hari akhir, hari kehancuran umat, yang tanda-tandanya di antaranya telah disebutkan dalam hadits tersebut.

Kepada umat Islam, Kiai Ubaidi Hasbillah berpesan, hadits tersebut memberikan kewaspadaan dan perintah untuk menyiapkan diri menghadapi fenomena itu.

"Jadi bukan sibuk mencari sosok-sosok yang disebutkan ciri-cirinya dalam hadis itu. Demikian karakter hadits-hadits bergenre mustaqbaliyah tersebut," ujarnya.

Ruwaibidhah Dalam Konteks Sekarang

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement