Rabu 10 Jul 2024 14:53 WIB

Tiga Ciri Utama Ruwaibidhah yang akan Muncul Sebelum Datangnya Dajjal

Ruwaibidhah adalah orang yang sembrono atau tidak bermoral yang berbicara soal publik

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ilustrasi Kiamat.
Foto: Freepik
Ilustrasi Kiamat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Terdapat banyak tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits Nabi, di antaranya munculnya Ruwaibidhah. Dalam hadits disebutkan, Ruwaibidhah ini akan muncul sebelum datangnya Dajjal. 

Nabi Muhammad SAW menyebutkan hal itu di hadapan para sahabatnya ketika mereka bertanya kepadanya tentang Ruwaibidhah. Dari Abu Hurairah Ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: 

 

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ. (رواه ابن ماجة)

 

Artinya: “Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidhah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah al-ruwaibidhah itu?” Beliau menjawab,“Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum” (HR Ibnu Majah). (Sumber: Ibnu Battal Abu Hasan bin Abdul-Malik (2003), Syarah Shahih Bukhari Edisi Kedua)

 

Dalam hadits tersebut, Rasulullah menyebutkan bahwa Ruwaibidhah adalah orang yang sembrono atau tidak bermoral yang berbicara tentang urusan publik. Telah banyak hadits yang menjelaskan tentang zaman munculnya Ruwaibidhah.

 

Ruwaibidhah dikenal sebagai orang yang tidak berdaya dan menolak hal-hal yang mulia. Secara bahasa itu merupakan tashghir (pengecilan) dari kata Raabidhah yang artinya berlutut. Artinya, mereka adalah orang-orang yang rendah tetapi justru banyak bicara. Sebagaimana dijelaskan beberapa hadits yang menyatakan bahwa dia adalah orang bodoh tapi membicarakan urusan umum.

 

Ruwaibidhah adalah orang yang tidak dipandang sebelah mata, dan tidak ada nilainya. Dia berbicara tentang apa pun yang dia inginkan mengenai urusan rakyat, dan dia meninggikan siapa pun yang dia inginkan di antara manusia, dan merendahkan siapa pun yang dia inginkan di antara manusia mereka, dan mengubah opini masyarakat dengan cara yang sesuai dengan kebodohannya, tingkahnya, dan kegelapan hatinya, dan orang tersebut tidak termasuk orang yang beriman atau berilmu. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement