REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menargetkan pertumbuhan volume penjualan untuk produk bancassurance sebesar 100 persen pada tahun ini, atau naik dua kali lipat dibandingkan realisasi tahun lalu. Target tersebut diharapkan akan berkontribusi pada pendapatan berbasis komisi atau Fee Based Income (FBI) dari bancassurance yang diharapkan meningkat 53 persen pada akhir 2024.
SEVP Retail Banking Bank Muamalat Dedy Suryadi Dharmawan mengatakan, bancassurance merupakan produk yang akan digencarkan penjualannya pada tahun ini. Pihaknya optimistis dapat mencapai target yang dicanangkan mengingat potensi pasar yang masih terbuka lebar.
“Portofolio produk bancassurance di Bank Muamalat terus tumbuh setiap tahunnya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal ini didorong oleh kesadaran nasabah akan pentingnya investasi dan perencanaan keuangan yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir,” ujarnya dalam keterangan Rabu (10/7/2024).
Ia mengatakan, produk asuransi yang ditawarkan beragam, antara lain asuransi untuk kebutuhan dana pendidikan anak, asuransi yang menggabungkan antara proteksi jiwa dengan investasi, hingga produk asuransi unit link syariah dengan pembayaran premi/kontribusi secara berkala dalam mata uang dolar AS. Pionir bank syariah di Tanah Air ini pun menyiapkan sejumlah strategi. Di antaranya dengan melengkapi rangkaian produk bancassurance yang tersedia untuk menjangkau dan memenuhi kebutuhan segmen nasabah yang lebih luas.
Bank Muamalat juga meningkatkan kapasitas tenaga pemasar dalam hal pengetahuan produk dan kemampuan analisa. Tujuannya agar tenaga pemasar dapat merekomendasikan produk yang tepat sesuai kondisi dan kebutuhan nasabah. Selain itu, Bank Muamalat juga akan memperbanyak kegiatan customer gathering sebagai media sosialisasi produk, sekaligus literasi keuangan untuk nasabah yang dirangkaikan dengan program-program promosi yang menarik.
“Kami juga akan mengevaluasi sistem dan prosedur yang terkait dengan produk bancassurance guna memastikan nasabah mendapatkan customer experience yang baik dan berkualitas, dengan tetap menerapkan prinsip transparansi dan kehati-hatian,” ujar Dedy.