Kamis 11 Jul 2024 14:10 WIB

Benjamin Netanyahu Sudah Mulai Menuai Badai

Netanyahu ditinggal negara-negara Eropa.

Red: Karta Raharja Ucu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat Kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem, 05 Juni 2024.
Foto: EPA-EFE/GIL COHEN-MAGEN / POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat Kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem, 05 Juni 2024.

Oleh : Buya Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum MUI

REPUBLIKA.CO.ID, Netanyahu yang biasanya berlaku sombong dan merasa dirinya hebat serta kuat sekarang sudah mulai ciut nyalinya. Penyebabnya ini sudah semakin banyak negara-negara di dunia termasuk negara-negara Eropa barat yang dahulu merupakan pendukung setianya kini satu persatu sudah mulai menjauh.

Pemerintah baru Inggris di bawah pimpinan Perdana Menteri Keir Starmer dari Partai Buruh misalnya, sudah berencana membatalkan upaya menunda surat penangkapan pengadilan pidana internasional (ICC) terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu. Hal ini terjadi setelah Starmer bertemu Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

Demikian juga halnya dengan Prancis yang telah memberikan dukungannya kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) setelah jaksa ICC mengajukan perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dalam hal ini tampak dengan jelas bagaimana Pemerintah Prancis ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa negaranya mendukung independensi ICC dan menyebut hal itu sebagai perjuangan melawan impunitas. Hal serupa juga diperlihatkan oleh spanyol.

Bahkan Spanyol sudah tegas-tegas mengatakan Netanyahu sebagai penjahat perang, karena telah melakukan pembunuhan massal secara terencana yang dilakukan oleh negara terhadap rakyat Palestina atau yang disebut dengan a Planned Genocide by the State of Israel. Jadi dengan adanya perubahan sikap dari negara-negara yang sebelumnya merupakan sekutu israel tersebut maka kini posisi Netanyahu benar-benar semakin terjepit.