Jumat 12 Jul 2024 09:40 WIB

Halte Transjakarta GBK Diubah Namanya Jadi Halte Senayan Bank DKI

Kerja sama antara Bank DKI dan Transjakarta itu memiliki durasi selama tiga tahun.

Rep: Bayu Adji Prihanmmanda/ Red: Erik Purnama Putra
Bus Transjakarta melintas di dekat proyek revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran Senayan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Kini nama halte menjadi Senayan Bank DKI.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bus Transjakarta melintas di dekat proyek revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran Senayan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Kini nama halte menjadi Senayan Bank DKI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank DKI dan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) melakukan kerja sama untuk penamaan Halte Gelora Bung Karno (GBK) menjadi Halte Senayan Bank DKI, pada Kamis (11/7/2024). Kerja sama antara Bank DKI dan Transjakarta itu memiliki durasi selama tiga tahun.

Direktur Utama Bank DKI Agus H Widodo mengatakan, kolaborasi antara Bank DKI dan Transjakarta dilakukan untuk meningkatkan layanan transportasi publik di Jakarta. Dengan menjadi pemegang hak penamaan Halte Transjakarta Senayan, Bank DKI akan membuat berbagai program kemitraan lain untuk meningkatkan layanan transportasi publik dan memberikan pengalaman lebih baik bagi pengguna layanan Transjakarta.

"Penamaan Halte Transjakarta Senayan Bank DKI merupakan wujud nyata dukungan Bank DKI untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Jakarta. Kami mempercayai, upaya ini akan mendukung peningkatan kualitas transportasi publik di Jakarta," kata Agus melalui keterangannya di Jakarta, Kamis.

Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi menambahkan, kerja sama dengan Transjakarta dapat dilakukan karena adanya dukungan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Ia meyakini, kerja sama antara Bank DKI dan Transjakarta akan membuat kemajuan transportasi publik di Jakarta. 

"Hal ini juga sejalan dengan visi Jakarta sebagai kota global yang modern dan berdaya saing," kata Arie.

Bank DKI juga terus mendorong digitalisasi pembayaran transportasi publik terintegrasi di Jakarta melalui pengembangan produk perbankan digital. Salah satu produk yang disediakan adalah JakCard, yang diluncurkan sejak tahun 2007 dan telah menjadi tiket pembayaran nontunai pertama digunakan pada layanan Koridor 1 Transjakarta. 

Hingga kini, JakCard dapat digunakan untuk transportasi terintegrasi di Jakarta. Tak hanya Transjakarta, JakCard juga bisa digunakan untuk transportasi Jaklingko, Commuter Line, MRT Jakarta, hingga LRT Jakarta dan Jabodebek.

Selain itu, JakCard juga dapat digunakan untuk pembayaran tiket masuk elektronik pada tempat wisata kelolaan Pemprov DKI Jakarta. Sejumlah tempat wisata yang bisa diakses dengan JakCard adalah Monas, Taman Margasatwa Ragunan, hingga beberapa museum di Jakarta, seperti Museum Sejarah Jakarta, Museum Joang 45, Museum Prasasti, dan Museum MH Thamrin.

Berdasarkan catatan Bank DKI, total transaksi penggunaan JakCard di Transjakarta hingga Juni 2024 mencapai nominal sebesar Rp 3,87 miliar dengan frekuensi transaksi sebanyak 980.179 kali. Jumlah ini meningkat lebih dari 111 persen dibanding total transaksi sepanjang tahun 2023 yang mencatatkan nominal Rp 1,46 miliar dengan frekuensi transaksi sebanyak 440.995 kali.

Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza mengatakan, penamaan halte itu adalah bentuk dari commercial branding dan berkontribusi signifikan terhadap pendapatan korporasi. Menurut dia, kerja sama itu tentunya akan membuat sistem transportasi publik di Jakarta lebih maju.

"Kolaborasi ini menjadi pendorong untuk memajukan sistem transportasi publik di Jakarta dan menunjang gaya hidup masyarakat sebagai bentuk representatif dari kota global yang berkelanjutan," kata Welfizon.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement