Sabtu 20 Jul 2024 13:14 WIB

Makna Hadits yang Disampaikan Zainul Maarif, Cendikawan yang Temui Presiden Israel

Zainul Maarif dipecat PWNU DKI Jakarta karena temui Presiden Israel.

Rep: Achmad Syalabi Ichsan/ Red: Muhammad Hafil
Cendikiawan Nahdliyin, Zainul Maarif memberikan keterangan terkait kunjungannya ke Israel.
Foto: Republika
Cendikiawan Nahdliyin, Zainul Maarif memberikan keterangan terkait kunjungannya ke Israel.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Intelektual Nahdlatul Ulama DR Zainul Maarif kembali membuat klarifikasi lewat akun Instagram @Zenmaarif usai hadir dalam konferensi pers di PWNU DKI Jakarta, Jakarta, Kamis (18/7/2024). Dalam konferensi pers tersebut, Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Maarif, mengumumkan pemecatan terhadap Zainul Maarif akibat pertemuannya dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Israel.

Meski sudah memberikan keterangan, DR Zainul kembali membuat klarifikasi lewat media sosial. Dalam klarifikasi tersebut, Zainul menyatakan permintaan maaf. Zainul juga mengungkapkan, dirinya merasa perlu untuk memanfaatkan kesempatan untuk menjalankan ajaran Islam berupa hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya, jihad terbaik adalah menyampaikan kebenaran di hadapan pemimpin yang zalim.

Baca Juga

Lalu, apa sebenarnya makna hadits tersebut?

Mengenai hadits ini,  KH Miftachul Akhyar, seperti dikutip dalam pemberitaan Republika.co.id pada tahun 2021 lalu (Jadi, penjelasan KH Miftahul Akhyar ini dikutip untuk menjelaskan kandungan hadits, bukan soal klarifikasi Zainul Maarif) menjelaskan ada jihad yang paling disenangi oleh Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam hadits nomor 209 dalam kitab Jami'us Shogir. Yaitu adalah kalimatul haqqin atau penyampaian amar maruf nahi munkar. Dalam arti ucapan-ucapan, atau usulan-usulan yang benar yang disampaikan kepada pejabat pemerintah yang zalim. Maka hal itu pun termasuk jihad dan lebih disenangi Allah dari pada jihad-jihad lainnya atau jihad fisik. Kiai Miftachul menjelaskan menyampaikan ucapan yang benar atau kritik yang membangun kepada pejabat yang zalim berisiko lebih besar. Bahkan dapat membuat orang yang mengeluarkan ucapan kebenaran tersebut mendapatkan sanksi. 

"Kalau ucapan-ucapan yang benar, usulan yang benar, kritikan yang membangun yang diucapkan pada pejabat ini risikonya lebih besar. Sudah banyak buktinya orang yang kritik pada pemerintah ditangkap, dituntut, dijebloskan ke penjara dan sebagainya. Atau lebih banyak kalahnya lah kalau menghadapi pemerintah, dari pada menangnya. Jadi risikonya lebih besar. Tapi harapannya menang, pemerintah mengikuti karena ini kritik membangun, kritik perbaikan. Siapa-siapa yang berani menyampaikan kritik-kritik membangun, kritik kebenaran, kepada pemerintah itu suatu perjuangan yang lebih dicintai oleh Allah," kata kiai Miftachul dalam pengajian virtualnya membahas kitab Jami'us Shogir yang juga disiarkan akun resmi YouTube MUI Official pada Sabtu (27/3/2021). 

 

sumber : Dok Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement