REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) memperkuat bisnis melalui salesforce dan jejaring daerah yang kuat.
Menurut Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo, Diwe Novara, salesforce tersebut berkonsep risk management partnership. Sehingga peran tim bisnis cukup penting, karena menjadi fasilitator yang harus paham betul kondisi proteksi yang dibutuhkan oleh tertanggung.
“Salesforce menjadi kekuatan Asuransi Jasindo karena kami mempunyai SDM yang mumpuni dan berpengalaman lebih dari 50 tahun dalam memberikan perlindungan asuransi bagi pelaku bisnis dan masyarakat Indonesia. Serta terbukti tangguh untuk bangkit dari kondisi yang menantang dan terus berinovasi dalam memberikan pelayanan profesional dan terbaik,” katanya di Yogyakarta pada Jumat (26/7/2024).
Salesforce juga diperkuat dengan jejaring Jasindo di daerah-daerah. Saat ini Asuransi Jasindo memiliki jaringan pelayanan 30 Representative Office (RO) yang tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Keberadaan RO memungkinkan perusahaan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan nasabah di berbagai daerah, mengerti kebutuhan mereka, dan memberikan solusi proteksi atas risiko yang sesuai.
“Untuk mencetak tim bisnis yang unggul, perusahaan mengembangkan kompetensi yang sejalan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Kami juga mengimplementasikan budaya sadar risiko dan kepatuhan agar penerapan Governance, Risk, dan Compliance dapat berjalan dengan baik,” jelasnya.
Selain itu, agar terus bersaing pasar asuransi umum, Asuransi Jasindo juga sudah membuat strategi khusus yakni melalui fokus pada bisnis yang telah menjadi keunggulan Jasindo selama ini. Perusahaan melakukan refocusing pada segmentasi korporasi sebagai core competence dan menyasar potensi bisnis di daerah.
“Dengan fokus pada potensi bisnis lokal, Asuransi Jasindo yakin bisa terus bersaing di industri melalui bisnis tersebut,” katanya.
Di daerah, Asuransi Jasindo juga memperkuat program pemerintah Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Diwe melanjutkan, Indonesia adalah negeri agraris, eksistensi petani jadi perhatian pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional, salah satunya dengan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Untuk mencapai hal tersebut, perlu perlindungan terhadap petani dari risiko yang biasa dihadapi oleh petani, seperti serangan hama, banjir, dan kekeringan,” katanya.
Sejak Oktober 2015, Asuransi Jasindo dan Kementerian Pertanian menghadirkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk melindungi petani dari risiko-risiko di atas dan meningkatkan daya saing usaha petani padi.
Hal ini sejalan dengan amanat yang tertuang dalam Undang Undang (UU) nomor 19 tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani, khususnya pelaksanaan strategi perlindungan petani melalui asuransi pertanian.
Keberhasilan penerapan strategi ini terlihat dari pertumbuhan lini usaha Asuransi Jasindo yang semakin positif antara lain, Marine Hull, Energy Offshore, Energy Onshore, Satelit, dan Liability. Lini usaha Marine Hull dengan total Rp 166,43 miliar pada 2022 meningkat menjadi Rp 275,38 miliar pada 2023. Untuk Energy Offshore total Rp570,79 miliar pada 2022 meningkat menjadi Rp 572,62 miliar pada 2023. Begitu pula dengan Energy Onshore total Rp 39,62 miliar pada 2022 meningkat menjadi Rp 44,42 miliar pada 2023.
“Link usaha asuransi Satelit pun demikian, sebelumnya total Rp129,97 miliar pada 2022 naik menjadi Rp283,40 miliar pada 2023. Liability Rp40,00 miliar pada 2022 naik menjadi Rp 40,36 miliar pada 2023," katanya.