Senin 29 Jul 2024 15:27 WIB

Pertanyaan Besar kepada Mereka yang Meragukan Nasab Ba Alawi Muara para Habib

Ulama disebut bersepakat tentang ketersambungan nasab Ba Alawi

Rep: Erdy Nasrul, Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi habaib. Ulama disebut bersepakat tentang ketersambungan nasab Ba Alawi
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Polemik ketersambungan nasab Ba Alawi kepada Rasulullah SAW masih munai pro dan kontra. Bagi mereka yang meragukan nasab Ba Alawi, sebuah pertanyaan dilontarkan para kubu pendukung Ba Alawi. Jika nasab sadah (tuan-tuan) Ba Alawi itu diragukan, berarti semua ulama salah?

Pertanyaan ini dilontarkan pegiat keislaman sekaligus alumnus Pesantren Sidogiri Jawa Timur M Fuad Abdul Wafi (Gus Wafi), murid KH Idrus Romli.

Baca Juga

Dia menggarisbawahi beberapa hal. Pertama kalau kajian tersebut benar, berarti semua gurunya salah. "Apa iya guru-guru yang dahulu mendidik saya, sekaligus ulama yang arif yang allamah, salah semua?"

“Baik yang di Sidogiri atau yang lain, berarti salah semua dong,” kata Gus Wafi dikutip dari wawancara di NabawyTV, Senin (29/7/2024).

Kedua, Nahdlatul ulama yang di dalamnya banyak kiai yang sangat mengagumi Ba Alawi

Ini ada banyak orang. Contohnya almaghfur lahu KH Maimoen Zubair, KH Ahmad Nawawi bin Abdul Jalil dan KH Abdul Alim bin Abdul Jalil pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri, atau Syaikhuna Kholil Bangkalan, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari.

Kalau mau menggunakan ulama di Nusantara, ada Syekh Yasin bin Isa al-Fadani, Syekh Muhammad Mahfud bin Abdul Manan at-Tarmasi, Syekh Nawawi al-Bantani, yang alim bahkan allamah (menguasai sejumlah ilmu).

Salah satu kitab yang ditulisnya kemudian dipelajari di seluruh pesantren adalah Nihayatuz Zain fi Irsyadil Mubtadi’in, itu mengakui saadah Ba Alawi.

“Kalau kajian yang membatalkan nasab Ba Alawi diakui, maka konsekuensinya sangat berat, mereka dianggap salah selama ini,” kata dia.

 Sementara itu, mantan mufti Mesir, Syekh Ali Jumah, menyatakan nasab para sadah Balawi sudah menjadi kesepakatan para ulama,

“Sah dengan ijma (konsensus) para ulama. Jika ada satu orang fasiq muncul lalu mempertanyakan nasab yang mulia ini, terserah saja itu urusan dia dengan Tuhannya dan dia bebas dengan pendapatnya. Tapi Ba Alawi sah nasabnya, menurut kita sesuai dengan ijma ulama. Kami belum menemukan ada yang meragukan nasab Ba Alawi sepanjang sejarah. Kalau dikatakan kakek moyang mereka tidak ditemukan di kitab fulan, atau kakek mereka tidak ditemukan di kitab fulan yang lain, kami katakan urus saja hidupmu. Dan teruslah duduk dengan selalu merasa ragu. Hasbunallah wa ni’mal wakil. Maka ucapan seperti ini yang meragukan nasab yang sudah jelas, suatu kebodohan. Dan hanya Allah yang lebih mengetahui,” ujar Syekh Ali Jumah.

Pro kontra...

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement