Senin 29 Jul 2024 16:10 WIB

Tambang di Nusantara, 'Dirampok' Kolonial Sejak Dulu Kala

Tambang di Indonesia dieksploitasi kekuatan-kekuatan asing.

Red: Fitriyan Zamzami
Uji pengeboran di Pangkalansoesoe di Pangkalanbrandan, pada sekitar 1927-1932.
Foto: universiteitleiden.nl.
Uji pengeboran di Pangkalansoesoe di Pangkalanbrandan, pada sekitar 1927-1932.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan pemerintah membolehkan organisasi masyarakat (ormas) mengelola tambang jadi polemik belakangan. Siapa sebenarnya ini yang memanfaatkan sumber daya alam di Indonesia itu sepanjang sejarah?

Merujuk catatan sejarah, penambangan emas di Indonesia sudah hadir lebih dari seribu tahun yang lalu ketika imigran Cina datang. Meski begitu, produksinya rendah karena hanya tambang skala kecil yang dikelola perorangan. 

Baca Juga

Di zaman modern, industri pertambangan emas Indonesia mulai berkembang pada masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1850, pemerintah Hindia Belanda mendirikan badan yang bertanggung jawab di bidang penyelidikan geologi, pengelolaan, dan pencarian mineral, yaitu Dienst van het Mijnwezen, di Weltevreden, Batavia. Melalui badan ini, wilayah penyelidikan geologi dan mineral diperluas hingga ke seluruh pelosok nusantara. 

Pada 1869, pengusaha Belanda di Hindia Belanda telah mencatat 53 lokasi rembesan minyak di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Pengeboran sumur minyak pertama di Indonesia kemudian dilakukan pada tahun 1871 di Jawa Barat. Namun, penemuan komersial baru terjadi beberapa tahun kemudian ketika seorang pengusaha Belanda berhasil mengebor sumur eksplorasi di Pangkalan Brandan di Sumatra Utara pada 1885 dan Sanga-Sanga di Kalimantan Timur pada 1892.