Selasa 30 Jul 2024 22:24 WIB

Tingkatkan Kemandirian Ekonomi, Pesantren Daarussalaam Depok Dapat Pelatihan Membuat Tempe

Program ini bertujuan untuk mengembangkan kemandirian ekonomi pondok pesantren

Pelatihan membuat tempe bisa tingkatkan kemandirian ekonomi pesantren
Foto: Dok Republika
Pelatihan membuat tempe bisa tingkatkan kemandirian ekonomi pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK---Tempe adalah produk fermentasi kedelai yang kaya nutrisi dan memiliki potensi pasar yang luas. Namun, untuk memastikan produk tempe yang dihasilkan aman dan berkualitas tinggi, sangat penting untuk mengedepankan produksi yang higienis.

Karena, tempe higienis dapat menjadi keunggulan kompetitif. Dengan menjaga standar kebersihan yang tinggi, produk ini dapat diposisikan sebagai pilihan premium di pasar, memberikan kepercayaan lebih kepada konsumen.

Baca Juga

Untuk meningkatkan kemandirian ekonomi para santri dan guru di Pondok Pesantren Daarussalaam, Kecamatan Tapos, Kota Depok, memperoleh pelatihan dari tim dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra PGRI). Yakni, melalui program pelatihan membuat tempe higienis. Serta, pemasaran berbasis website. Program ini didanai oleh Direktorat Riset,Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek untuk tahun anggaran 2024.

“Pelatihan ini meliputi aspek penting seperti pemilihan bahan baku yang berkualitas dan teknik fermentasi yang tepat," ujar Ketua pelaksana Adhis Darussalam Pamungkas, dalam keterangan resminya, Selasa (30/7/2024).

Tim pelatihan daru Unindra PGRI lainnya, adalah Mamik Suendarti dan Salman Alfarisi sebagai anggota. Serta dibantu oleh mahasiswa Nur Habibah dan Anami Fatihah.

Menurutnya, para santri dan guru dibekali peralatan yang sesuai standar nasional karena dibeli dari PT Rumah Tempe Indonesia. Mereka, dilatih untuk menjaga kebersihan lingkungan kerja dan peralatan, serta menerapkan prosedur sanitasi yang benar.

Dengan keterampilan ini, peserta diharapkan dapat memproduksi tempe yang berkualitas tinggi. Karena, tempe sebagai produk fermentasi kedelai yang kaya akan protein dan nutrisi, memiliki permintaan yang tinggi di pasar. Namun, untuk memastikan produk tempe yang dihasilkan tidak hanya berkualitas tinggi tetapi juga aman dikonsumsi.

"Jadi, diperlukan pemahaman mendalam tentang praktik pembuatan yang higienis,” katanya.

Selain itu, menurut Anggota tim Unidra PGRI lainnya, Salman Alfarisi, kontrol terhadap suhu dan waktu fermentasi juga sangat krusial untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme berbahaya. Dengan menerapkan prosedur ini, tempe yang dihasilkan tidak hanya aman dikonsumsi tetapi juga memiliki kualitas tinggi.

“Program ini juga fokus pada peningkatan keterampilan pemasaran berbasis website. Dalam era digital, sangat penting untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan keterampilan ini, santri dan guru dapat memasarkan produk tempe higienis mereka lebih efektif, serta menjangkau konsumen di luar pesantren,” papar Salman.

Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Daarussalaam, inisiatif ini sangat memberikan dampak positif yang signifikan bagi Pondok Pesantren Daarussalaam. Selain meningkatkan keterampilan praktis santri dan guru dalam produksi makanan yang aman dan berkualitas, program ini juga bertujuan untuk mengembangkan kemandirian ekonomi pondok pesantren.

"Dengan menggabungkan keterampilan pembuatan tempe yang higienis dan strategi pemasaran digital, pesantren dapat memperkuat kemandirian ekonomi pesantren," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement