Rabu 31 Jul 2024 09:52 WIB

Cerita Presiden Jokowi tidak Nyenyak Tidur di Istana Garuda IKN

Jokowi menekankan, pembangunan IKN merupakan pekerjaan besar yang butuh 15-20 tahun.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno di kompleks Kantor Presiden, Ibu Kota Nusantara (IKN), Senin (29/7/2024).
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, PENAJAM PASER UTARA -- Hari Senin, 29 Juli 2024, menjadi salah satu momen bersejarah sepanjang 78 tahun Indonesia merdeka, atau setidaknya pada hampir satu dekade kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada hari tersebut, Jokowi pertama kali berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Walau saat ini Jakarta masih menyandang sebagai Ibu Kota Negara, Jokowi memandang momen berkantor di IKN telah memberikan energi, pola pikir, dan semangat baru. Dalam unggahannya di akun Instagram @jokowi, menurut dia, hal itu merupakan langkah awal yang memberikan harapan dan peluang baru untuk masa depan Indonesia yang jauh lebih baik.

Baca Juga

Di sisi lain, ia bercerita secara terus terang kepada awak media bahwa semalam sebelum hari perdana berkantor di IKN, mantan gubernur Jakarta itu tidak tidur nyenyak. "Tadi malam saya tidur di sini. Gimana? Ee..enggak nyenyak. Saya ngomong apa adanya," kata Jokowi sambil tertawa kecil.

Jokowi mengaku, tidak bisa tidur dengan nyenyak karena merupakan kali pertama bermalam di Kantor Presiden IKN. Dalam kesempatan sebelumnya jika mengadakan kunjungan kerja di IKN, Jokowi menginap di rumah tapak menteri dan di kabin area glamping.

Meski tidak tidur nyenyak, raut wajah Jokowi menunjukkan bahwa ia antusias untuk menunjukkan sebagian ruangan di Kantor Presiden atau yang dinamakan Istana Garuda itu kepada awak media.

Dek observasi

Salah satu bagian dari Istana Garuda yang diperlihatkan Jokowi adalah viewing deck atau dek observasi yang bisa melihat pemandangan seluruh IKN. Saat berada di bagian tengah dek tersebut, Presiden Jokowi sejenak memandang area Sumbu Kebangsaan dengan bendera Merah Putih yang berkibar karena letaknya berseberangan dengan Istana Garuda.

Jokowi lalu berbalik badan, seraya menatap kemegahan gedung yang memiliki 4.650 bilah selubung berbentuk Garuda raksasa yang menjadi lapisan luar fasad bangunan. Saat ditanya lebih rinci soal bagian view deck Istana Garuda, Jokowi tak ragu untuk mengakui, ia belum menguasai lokasi dan ruangan apa saja yang ada di dalam gedung.

"Saya itu belum menguasai ini lantai berapa, ini lokasi apa. Belum ... belum, baru satu malam tidur di sini," katanya sambil tertawa.

Ditemani Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Jokowi pun lantas duduk di bagian tengah dengan pemandangan Sumbu Kebangsaan di belakangnya. Dari ketinggian di dek Istana Garuda, terlihat pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN masih sangat sibuk dengan banyaknya alat berat konstruksi di setiap sisi.

Sesekali mantan wali kota Solo itu menyampaikan, ingin memperlihatkan ke banyak ruangan. Namun tidak ingin menghambat para pekerja yang masih menyelesaikan tahap pekerjaan akhir (finishing) di area Kantor Presiden.

Hari Senin pekan ini di Kalimantan Timur saat itu pun sangat cerah. Sehingga Jokowi kerap menyipitkan matanya saat silau mentari menghalangi pandangan. Namun ia mengaku tidak merasa panas karena Matahari pagi sangat baik untuk kesehatan.

Ruang konferensi

Beranjak dari dek observasi, Jokowi kemudian memperlihatkan ruangan konferensi yang nantinya akan digunakan sebagai lokasi konferensi pers. Di dalam ruangan itu, sudah berjejer belasan bangku yang saling berhadapan serta barisan bendera Merah Putih dan lambang burung Garuda yang menjadi latar pada dinding.

Terdapat pula dua layar datar untuk keperluan presentasi yang menampilkan logo HUT Ke-79 RI. Jokowi didampingi Mensesneg Pratikno duduk di antara belasan bangku tersebut. Sejenak, ia memandang ruangan sekitar lalu melontarkan pertanyaan. "Bagus, ya?" ujar Jokowi kepada awak media.

Jokowi  pun menjelaskan, selain ruangan yang nantinya akan digunakan sebagai ruang konferensi pers (konpers), Istana Presiden IKN juga bisa menjadi lokasi konpers bagi media. Suasana perbincangan dengan Jokowi kala itu sangat cair.

Sampai-sampai salah satu jurnalis bertanya di mana lokasi kantin, maupun lokasi pilar yang sering menjadi area doorstop narasumber, layaknya di Istana Kepresidenan Jakarta. Jokowi pun kembali tertawa saat mendengar pertanyaan tersebut dan kembali pula menegaskan bahwa ia belum mengerti banyak soal ruangan di Istana Garuda.

Sebelum meninggalkan ruang konferensi, area terakhir yang diperlihatkan Jokowi kepada awak media, ia merapikan kembali kursi yang sebelumnya diduduki Mensesneg Pratikno agar kembali rapi dan sejajar.

Sumbu kebangsaan...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement