Sabtu 03 Aug 2024 17:30 WIB

Pesan Gus Yahya bagi Nahdliyin yang tak Setuju PBNU Kelola Tambang

Gus Yahya menekankan bahwa PBNU membutuhkan biaya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
Ketum PBNU di Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Sabtu (3/8/2024).
Foto: Kamran Dikarma
Ketum PBNU di Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Sabtu (3/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Ketua Umun Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, langkah lembaganya menerima konsesi tambang dari pemerintah bukan merupakan keputusan pribadinya, melainkan hasil rapat di jajaran PBNU. Jika ada Nahdliyin yang tak setuju dengan langkah tersebut, Gus Yahya meminta mereka menempuh upaya di Muktamar NU. 

Saat berpidato dalam acara pelantikan Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Tengah (Jateng) yang digelar di aula Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Sabtu (3/8/2024), Gus Yahya menyampaikan bahwa saat ini PBNU sedang melakukan konsolidasi di tiga matra utama, yakni tata kelola organisasi, agenda organisasi, dan sumber daya. 

Baca Juga

Dia mengatakan, matra sumber daya berkaitan dengan sumber daya manusia dan pembiayaan. Perihal sumber daya pembiayaan, Gus Yahya menyinggung tentang langkah PBNU menerima konsesi tambang dari pemerintah. 

"Bahwa NU menerima konsesi tambang, itu hasil rapat PBNU. Jadi bukan keputusan Yahya sendiri. Itu hasil rapat PBNU," ujar Gus Yahya.