REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Hibah Penelitian DRPTM Kemdikbud Ristekdikti 2024, baru-baru ini diadakan pelatihan dan pendampingan untuk mengatasi stunting diadakan di Kabupaten Lombok Timur. dengan fokus pada inovasi model pendidikan anti-stunting berbasis renewal data mining di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak yang berkontribusi dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Lombok Timur.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, H. Fathurrahman menyampaikan pentingnya penelitian di bidang kesehatan, terutama yang berfokus pada peningkatan penanganan stunting. Ia menegaskan bahwa percepatan upaya anti-stunting memerlukan kerja sama lintas sektor, termasuk dari perguruan tinggi, guna mendapatkan dukungan dan kajian empiris yang dapat dioperasionalkan serta bermanfaat bagi masyarakat. "Kami mengucapkan terima kasih atas dipilihnya Kelurahan Denggen sebagai lokasi pelatihan ini," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (7/8/2024).
Lurah Denggen Lombok Timur, Harun berharap kegiatan ini memberikan hasil yang signifikan dalam menurunkan angka stunting di Kelurahan Denggen. "Peserta pelatihan berasal dari enam kelurahan, dengan Kelurahan Denggen memiliki angka stunting tertinggi menurut data dari puskesmas. Perbedaan kondisi hidup antara desa dan kota, serta mayoritas penduduk yang bekerja di bidang pertanian, menjadi tantangan tersendiri," ujarnya.
Ketua Peneliti, Mhd Lailan Arqam menjelaskan bahwa modul dan pendampingan anti-stunting telah dipersiapkan berdasarkan kajian nilai-nilai Alquran. "Tim kami mengembangkan model pendidikan anti-stunting dengan pendekatan multidisiplin ilmu yang disebut model pendidikan anti-stunting berbasis nilai-nilai Alquran. Tiga tahapan yang akan dilakukan adalah Motivasional, Knowledge, dan Aksi berdasarkan teori perubahan perilaku Grimley," jelasnya.
Tim peneliti ini terdiri dari para ahli di bidang informatika, kesehatan, dan pendidikan Islam, yaitu Ahmad Azhari, Asno Azzawagama Firdaus, Ginanjar Zukhruf Saputri, dan Ahmad Muslih Atmojo.
Ketua PWM NTB, H. Falahuddin, yang menjadi narasumber, mengajak peserta untuk memahami parameter stunting dan penyebabnya. Ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam memberikan perhatian optimal terhadap tumbuh kembang anak, sesuai dengan amanat Alquran, khususnya dalam hal pemberian makanan yang halal dan bergizi.
Ginanjar Zukhruf Saputri, memberikan materi tentang penguatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam pencegahan stunting, dengan fokus pada higienis dan sanitasi, serta pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk mencegah infeksi. Ia juga menekankan pentingnya gizi seimbang dengan asupan protein tinggi dan optimalisasi upaya dari puskesmas dalam pemberian makanan tambahan (PMT) yang tepat sasaran.
Tim fasilitator yang dibantu oleh dosen Universitas Muhammadiyah Mataram, mengadakan Focus Group Discussion (FGD) untuk menggali informasi terkait kendala dan upaya orang tua dalam mencegah stunting. Dilakukan juga praktek simulasi cuci tangan dan penyusunan gizi seimbang untuk anak.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dan signifikan dalam upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Lombok Timur, khususnya di Kelurahan Denggen.