Jumat 09 Aug 2024 18:23 WIB

Budi Purnomo Cerita Kesuksesan Satai Broiler Pakai Bumbu Ponorogo

Saya namakan Sate Khas Senayan, tujuan saya membuat satai yang enak.

Red: Erik Purnama Putra
Budi Purnomo Hadisurjo bersama sang istri dan anak, Benny Hadisurjo menjelaskan sejarah berdirinya Sate Khas Senayan pada 1974.
Foto: Republika.co.id/Erik PP
Budi Purnomo Hadisurjo bersama sang istri dan anak, Benny Hadisurjo menjelaskan sejarah berdirinya Sate Khas Senayan pada 1974.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budi Purnomo Hadisurjo masih mengingat dengan jelas alasan di balik berdirinya Sate House Senayan pada 1974, yang sekarang bernama Sate Khas Senayan. Dia mengaku, saat itu, ingin memanfaatkan lahan kosong di belakang Senayan yang sekarang masuk Jalan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Tanpa pikir panjang, ia mengeksekusi rencana yang sudah ada di pikirannya tersebut. Budi yang tidak memiliki latar belakang pengusaha, menjatuhkan pilihan untuk membuka semacam restoran yang mengandalkan menu satai.

"Jadi waktu itu memang di Kebayoran Baru itu masih sepi, dan belum ada restoran yang respresentatif, umumnya hanya warung-warung. Itu kita pikir kita buat satu restoran, utamanya kita khususkan ke arah satai," kata Budi saat talk show di sela Pameran Gemah Ripah dalam rangkaian peringatan 50 Tahun Sarirasa Group di Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024).

Waktu itu, Budi mengaku, tidak memiliki target sama sekali. Dia hanya ingin membuka restoran dengan tempat yang lebih layak daripada warung kebanyakan. Adapun pilihan jatuh ke satai lantaran makanan khas Madura tersebut kala itu sangat populer di kalangan warga Jakarta.