REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah menegaskan kembali bahwa pendudukan tidak akan menyerahkan kendali Tepi Barat kepada Palestina. Sehingga peluang untuk solusi dua negara semakin jauh dari jangkauan.
Dalam wawancara dengan Majalah Time yang diterbitkan pekan ini, Netanyahu menyatakan bahwa wilayah Palestina yang diduduki di Yerusalem Timur dan Tepi Barat adalah bagian dari Tanah Air kami. Kami bermaksud untuk tetap di sana.
Perdana Menteri Israel menegaskan kembali penentangannya terhadap pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, dengan mengatakan bahwa ia hanya akan mengizinkan pemerintahan sendiri yang terbatas bagi warga Palestina di wilayah yang diduduki. Sementara Israel mempertahankan kendali keamanan, seperti yang terjadi saat ini karena Otoritas Palestina (PA) terbatas pada tugas administratif dan keamanan internal parsial.
Sementara itu, pendudukan Israel mengendalikan keamanan wilayah tersebut, wilayah udara, pelabuhan, kebijakan perencanaan, dan sebagian ekonomi dan pemungutan pajaknya, yang memberi Tel Aviv atau Israel keuntungan dan pengaruh yang luar biasa dalam dinamika tersebut.
"Kami tidak menguasai tanah mereka. Kami tidak menguasai Ramallah. Kami tidak menguasai Jenin," kata Netanyahu, dikutip dari laman Middle East Monitor, Senin (12/8/2024).
"Namun kami masuk dan mengambil tindakan ketika kami harus mencegah terorisme, merujuk pada pejuang perlawanan Palestina dan faksi-faksi yang mendiami kota-kota Tepi Barat," ujar Netanyahu.
Di tempat lain, puluhan perwira cadangan Israel mengatakan dalam sebuah surat pada hari Ahad lalu bahwa tentara Israel masih jauh dari kemenangan di Jalur Gaza saat Tel Aviv melanjutkan serangan mematikannya di daerah kantong Palestina itu sejak 7 Oktober 2023.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami terkejut dengan pernyataan berulang kali dari pejabat senior militer bahwa kemenangan sudah di depan mata dan ada kemungkinan untuk beralih ke tahap serangan tepat sasaran," bunyi surat yang ditandatangani oleh sekitar 100 perwira kepada Kepala Staf Herzi Halevi.
"Kami, yang datang dari lapangan, tahu betul bahwa situasinya masih jauh dari kemenangan," kata surat itu, dikutip dari laman Middle East Monitor.
Para perwira militer Israel mengatakan bahwa faksi perlawanan Palestina masih memiliki kemampuan lintas batas seperti UAV, pesawat tanpa awak peledak, dan mortir.
"Ini bukan seperti apa kemenangan itu," ujarnya.
Pada bulan Februari, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada ABC News bahwa kemenangan sudah di depan mata.