Kamis 15 Aug 2024 18:17 WIB

Kasus Dokter PPDS Bunuh Diri, IDI Dorong Pembentukan Pusat Trauma

Kasus bunuh diri dokter ARL yang kena rundung ditangani Polrestabes Semarang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Erik Purnama Putra
Suasana kos dr Auli Risma Lestari (ARL) di Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (15/8/2024).
Foto: Republika/Kamran Dikarma
Suasana kos dr Auli Risma Lestari (ARL) di Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (15/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) turut menyoroti kasus bunuh diri mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) yang sedang melaksanakan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Mahasiswi bernama Aulia Risma Lestari (ARL) itu diduga mengakhiri hidupnya karena mengalami perundungan dari para dokter senior. Ketua Umum PB IDI Moh Adib Khumaidi menyampaikan, lembaganya berbelasungkawa atas meninggalnya ARL.

Dia menyebut, PB IDI menghormati proses penyelidikan yang masih berlangsung oleh aparat berwenang. Adib menegaskan, PB IDI ingin menekankan pentingnya dukungan kesehatan mental bagi mahasiswi selama pendidikan.

"Kami mendorong pembentukan pusat trauma dan evaluasi kesehatan mental secara berkala untuk memastikan bahwa mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran dan spesialis menerima perawatan dan dukungan yang diperlukan," kata Adib dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (15/8/2024).