REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan, timnya belum menemukan bukti yang berkaitan dengan motif perundungan terhadap AR. Mahasiswi Program Studi Anastesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang meninggal dunia akibat bunuh diri.
"Belum ada fakta atau bukti korban meninggal bermotif perundungan, begitu juga sebaliknya belum ada bukti yang menguatkan kematian itu bukan karena perundungan," kata Irwan di Semarang, Jumat (16/8/2024).
Termasuk, lanjut dia, sembilan lembar catatan di buku harian korban yang ditemukan di dalam kamar tempat indekosnya. Ia menjelaskan, sembilan lembar catatan buku harian tersebut berisi keluhan tentang kondisi kesehatannya kepada Tuhan serta keluhan kepada seseorang yang diduga kekasihnya.
"Di sembilan lembar catatan buku harian itu tidak ada yang terkait dengan perundungan," katanya.
Menurut dia, berkaitan dengan dugaan perundungan tersebut akan dilakukan investigasi oleh Kementerian Kesehatan. Adapun tentang kepastian tentang penyebab meninggalnya korban, kata dia, masih didalami tindakan tersebut merupakan bentuk kesengajaan atau kelalaian.
Dari hasil visum, lanjut dia, ditemukan tiga luka yang diduga bekas suntikan. Selain itu, di tempat kejadian juga ditemukan alat suntik serta bekas botol obat Roculax yang diduga dipakai korban untuk meredakan rasa nyeri.
Ia menyebut, dari informasi sementara diketahui korban memiliki riwayat penyakit saraf kejepit di punggung. "Sebagai tenaga medis, korban seharusnya tahu berapa ukuran bahaya obat yang disuntikkan tersebut. Apakah sengaja atau lalai sehingga berefek pada kematian," katanya.
Polisi sendiri, kata dia, masih mendalami jika memang motif kematian korban akibat bunuh diri dengan memeriksa para saksi, seperti teman-teman di sekitar korban, termasuk rekan seprofesinya.
Sebelumnya, seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Undip Semarang meninggal dunia diduga bunuh diri di tempat indekosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kematian korban berinisial AR yang ditemukan pada Senin (12/8/2024) tersebut diduga berkaitan dengan perundungan di tempatnya menempuh pendidikan.
Kampus perlu terbuka lakukan penyelidikan.. baca di halaman selanjutnya.