Senin 19 Aug 2024 21:46 WIB

Ancaman Megathrust, Masyarakat Diminta Tenang dan tak Panik

Informasi megathrust harusnya jadi pedoman masyarakat tingkatkan kewaspadaan

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Infografis Serius Sikapi Potensi Tsunami Akibat Megathrust
Foto: Republika
Infografis Serius Sikapi Potensi Tsunami Akibat Megathrust

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Megathrust menjadi perbincangan dan kekhawatiran di masyarakat sejak BMKG kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada ancaman gempa besar. Wilayah Pulau Jawa termasuk wilayah yang masuk dalam potensi ancaman megathrust ini.

Meski diminta waspada, namun masyarakat juga diharapkan agar tetap tenang dan tidak panik. Polresta Yogyakarta menyebut, gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi secara pasti kapan dan dimana akan terjadi.

“Oleh karena itu, kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi kemungkinan bencana ini,” kata Kasi Humas Polresta Yogyakarta, AKP Sujarwo, Senin (19/8/2024).

Sujarwo menuturkan, BMKG sebagai lembaga resmi yang berwenang dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika telah memberikan informasi terkait potensi gempa megathrust ini. Informasi tersebut seharusnya menjadi pedoman bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, bukan untuk menimbulkan kepanikan.

“BMKG mengingatkan bahwa meskipun potensi tersebut ada, kita harus bijak dalam menanggapi dan selalu mempersiapkan diri dengan baik,” ucap Sujarwo.

Sujarwo menekankan agar masyarakat menghindari penyebaran informasi yang tidak jelas sumbernya. Bahkan, masyarakat dianjurkan memperbanyak pengetahuan mengenai gempa bumi dan langkah-langkah evakuasi dari sumber yang terpercaya, seperti BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Informasi yang tepat dan terpercaya sangat penting untuk mengurangi risiko dan dampak dari gempa bumi,” ungkapnya.

“Polresta Yogyakarta mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan cerdas dalam menyikapi informasi yang beredar,” kata Sujarwo.

Untuk itu, sebagai langkah kesiapsiagaan diharapkan masyarakat juga dapat mempersiapkan tas berisi perlengkapan darurat. Mulai dari senter, radio, obat-obatan, makanan, dan dokumen penting.

Selain itu, katanya, juga penting melatih anggota keluarga secara rutin untuk melakukan simulasi evakuasi. Dengan begitu, semua orang mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa.

“Identifikasi jalur evakuasi terdekat di sekitar tempat tinggal juga merupakan langkah penting yang perlu dilakukan,” kata Sujarwo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement