REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peritel fashion Zara baru-baru ini menarik produk kaus anak dari rak mereka setelah mendapat kecaman dari orang tua atas desain yang dinilai bernuansa seksual. Tulisan yang ada pada kaus tersebut dianggap memberikan kesan yang tidak pantas untuk dipakai anak-anak.
Laura Wilson, seorang ibu berusia 32 tahun dan pengguna TikTok asal London Inggris, meluapkan amarah dan kekecewaannya terhadap kaus tersebut dalam sebuah video yang kemudian viral. Dalam videonya, Wilson menunjukkan kaus putih dengan tulisan berwarna hitam dan merah di bagian depan yang berbunyi “The Perfect Snack” di sisi kiri, serta “The Strawberry: A small burst of sweet and joy” pada sisi kanan. Tidak hanya itu, di bagian belakang kaus terdapat tulisan “Take a bite. A burst of sweet delight, making it the perfect summer snack” di bawah gambar stroberi yang terpotong.
Tulisan pada kaos tersebut bisa ditafsirkan dengan berbagai cara. Dalam konteks biasa, “snack” merujuk pada camilan, dan stroberi yang digambarkan sebagai sesuatu yang manis dan menyenangkan untuk disantap. Namun merujuk pada bahasa slang, kata snack juga bisa berarti seseorang yang menarik secara fisik atau menggoda.
Wilson mengatakan bahwa dia menemukan kaos tersebut tergantung di area “Girls” di toko Zara di London. Ia pun mengaku sangat tidak nyaman dengan tulisan di kaus tersebut.
“Secara pribadi, saya merasa jijik dengan tulisan di kaus ini,” kata Wilson dalam videonya seperti dilansir New York Post, Kamis (22/8/2024).
Setelah memicu kontroversi dan kritik di antara orang tua, Zara secara menyampaikan permintaan maaf atas desain kaus yang dinilai menyinggung tersebut. Dalam pernyataannya, Zara menjelaskan pihaknya tidak memiliki maksud untuk memberikan makna lain selain makna tradisional dari kata “snack”, yang merujuk pada camilan biasa.
“Namun, kami sekarang memahami bahwa beberapa orang telah menafsirkan istilah tersebut secara berbeda. Oleh karena itu, kami telah menarik kaos tersebut dari toko-toko dan situs web kami. Dan kami mohon maaf atas kesalahpahaman atau pelanggaran yang terjadi,” demikian pernyataan Zara.
Sebelumnya pada Desember 2023, perusahaan internasional yang berbasis di Spanyol ini juga memicu kemarahan publik karena materi iklannya dianggap menghina korban genosida di Palestina. Namun saat itu Zara hanya menjelaskan kesalahpahaman dan tidak menyatakan permintaan maaf secara resmi ke publik.
Dalam pernyataannya, Zara mengeklaim konsep foto katalog “Zara Atelier Collection 04” yang dikritik banyak pihak sudah direncanakan sejak Juli, dan dipotret pada September 2023 sebelum serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober. “Kampanye yang dibuat pada Juli dan difoto pada September menghadirkan seri gambar patung yang belum selesai di A Studio Sculptor dengan tujuan menampilkan kerajinan pakaian dalam konteks artistic,” kata Zara.
“Sayangnya, beberapa pelanggan merasa tersinggung dengan gambar-gambar yang sekarang telah dihapus dan melihat makna yang jauh dari apa yang dimaksudkan ketika foto-foto tersebut dibuat. Zara menyesali kesalahpahaman itu dan kami menegaskan kembali rasa hormat yang mendalam terhadap semua orang,” ujar Zara.