Dalam hidup berumah tangga, penting untuk memiliki kemampuan mengelola keuangan keluarga. Misalnya, membaginya ke dalam beberapa pos berbeda, seperti asuransi, dana darurat, dan investasi. Hal ini diperlukan demi kehidupan yang lebih sejahtera di masa depan.
Namun, sebenarnya mana yang harus didahulukan? Berikut ulasan selengkapnya.
Baca Juga: 3 Cara Menentukan Prioritas Keuangan dengan Bijak
Dahulukan Dana Darurat
Dana Darurat
Pos keuangan pertama yang harus diprioritaskan para married couple adalah dana darurat. Ya, dana darurat atau emergency fund berfungsi sebagai cash reserve alias dana cadangan.
Disebut dana cadangan, karena nantinya dana ini akan berguna ketika kamu atau pasangan tak sengaja mengalami situasi yang tak terduga atau darurat. Misalnya saja, genting rumah bocor akibat badai yang tiba-tiba datang, sehingga butuh perbaikan segera.
Begitu pula ketika pasangan atau kamu sendiri tiba-tiba mengalami pemutusan hubungan kerja. Kehilangan pendapatan secara tiba-tiba semacam ini tentunya termasuk sesuatu yang tidak diinginkan, apalagi ketika sudah berkeluarga.
Sementara di waktu yang sama, ada banyak pengeluaran wajib yang tidak bisa ditunda. Seperti, cicilan KPR, SPP bulanan anak, belanja kebutuhan harian, hingga tagihan atau token listrik. Jika ada simpanan dana darurat, maka bisa digunakan dulu untuk mengcover semua kebutuhan tersebut.
Coba bayangkan jika sebelumnya tidak pernah menyiapkan dana darurat sedikitpun, bukankah akan semakin terbebani? Apalagi pemasukan sedang mandek.
Sebetulnya, menyiapkan dana darurat tidaklah sesulit yang dibayangkan. Begitu gaji atau penghasilan diterima, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyimpan sebagian dana untuk ditabung dalam simpanan dana darurat. Baru setelahnya digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan selama satu bulan tersebut. Jangan menunggu ada uang sisa, karena biasanya justru habis tak tersisa.
Sementara untuk keluarga yang sudah punya tanggungan, ada baiknya upayakan memiliki simpanan dana darurat paling sedikit 12 kali dari total pengeluaran per bulan. Contohnya pengeluaran tiap bulan untuk kebutuhan sekitar Rp4 juta, maka dana darurat yang harus dimiliki setidaknya Rp48 juta.
Itulah sebabnya, ada baiknya untuk menyimpan dana darurat di lokasi yang aman, mudah diakses, dan gampang dicairkan.
Pertimbangkan Asuransi
Asuransi
Setelah sudah terbiasa menabung dana darurat, kini bisa mulai memikirkan prioritas selanjutnya yang tak kalah penting yakni asuransi. Ini menjadi salah satu cara menghindari risiko finansial yang mungkin sulit ditanggulangi hanya dengan dana darurat saja.
Contohnya, risiko jatuh sakit yang mengharuskan untuk dirawat intensif di rumah sakit. Kondisi semacam ini sering kali memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dengan adanya dana darurat, mungkin bisa agak meringankan. Namun bagaimana jika ternyata biaya perawatannya sangat besar dan dana darurat tidak cukup untuk menutupinya? Di sinilah, asuransi melakukan perannya dengan menutup segala bentuk pengeluaran selama dirawat di layanan kesehatan.
Selain asuransi kesehatan, keberadaan asuransi jiwa pun juga tak kalah penting. Kepergian tulang punggung keluarga tentu akan menjadi pukulan terberat bagi keluarga yang ditinggalkan. Dengan memiliki asuransi jiwa, pihak keluarga akan memperoleh Uang Pertanggungan atau UP yang bisa dipergunakan untuk melanjutkan hidup.
Baca Juga: Cara Cerdas Mengalokasikan Pengeluaran
Mulai Berencana untuk Melakukan Investasi
Investasi
Sementara itu, investasi juga cukup penting bagi pasangan yang sudah menikah dan berkeluarga. Investasi artinya mengalokasikan sejumlah uang pada instrumen keuangan yang memiliki potensi pertumbuhan melebihi laju inflasi.
Akan tetapi, bagi pasangan menikah ada baiknya untuk tidak memprioritaskan investasi lebih dulu sebelum memiliki simpanan dana darurat maupun asuransi. Terlebih jika hanya ingin ikut-ikutan tren tanpa memiliki tujuan investasi yang jelas.
Ibarat kata, kamu tidak bisa sembarangan ikut terjun payung jika tidak memiliki parasut atau alat pengaman yang lainnya. Karena hal tersebut sangatlah berbahaya, begitu juga saat ingin melakukan investasi.
Buat Skala Prioritas agar Kondisi Keuangan Keluarga Tetap Stabil
Dari ulasan di atas, bisa disimpulkan bahwa dalam mengelola keuangan keluarga harus mendahulukan dana darurat dibandingkan asuransi atau investasi. Dengan memiliki dana darurat yang cukup, setidaknya keuangan keluarga akan lebih aman. Terlebih ketika harus menghadapi hal-hal tidak terduga yang membutuhkan dana tidak sedikit.
Baru setelah dana darurat mulai terkumpul, penghasilan bulanan bisa disisihkan sebagiannya lagi untuk membeli asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Agar dana darurat yang tersimpan tidak menganggur begitu saja, setelah terkumpul lebih dari 12 kali total pengeluaran bisa dialokasikan untuk investasi.
Namun, jangan sembarang memilih instrumen investasi karena sangat berbahaya jika tidak mengenal profil risiko yang dimiliki. Dalam mengelola keuangan keluarga, membuat prioritas menjadi hal yang sangat penting. Dengan begitu, ini akan membantu memudahkan untuk memilih mana yang harus didahulukan. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Menabung dan Investasi Itu Penting! Ini Faktanya