REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Kitab suci Alquran mengisahkan Nabi Zakaria sudah sangat tua dan istrinya juga mandul, kemudian Nabi Zakaria berdoa agar diberi keturunan. Allah SWT kemudian menjawab doanya dengan mengatakan bahwa mudah bagi-Nya untuk memberi seorang putra, karena tidak ada yang sulit bagi Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam Surah Maryam Ayat 9-10 dan tafsirnya.
قَالَ كَذٰلِكَۗ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَّقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا
Dia (Allah) berfirman, "Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, ”Hal itu mudah bagi-Ku, sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali." (QS Maryam: 9).
قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِّيْٓ اٰيَةً ۗقَالَ اٰيَتُكَ اَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلٰثَ لَيَالٍ سَوِيًّا
Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Allah) berfirman, “Tandanya bagimu ialah bahwa engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama (tiga hari) tiga malam, padahal engkau sehat.” (QS Maryam: 10).
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menjelaskan bahwa Nabi Zakaria akan dianugerahi seorang putra, walaupun ia sudah sangat tua dan istrinya mandul. Sebab memberinya putra adalah hal mudah bagi Tuhan.
Kalau Allah mampu menciptakan Adam dari yang tidak ada sama sekali kemudian menjadi ada, maka menciptakan seorang anak dari yang ada, yaitu Zakaria dan istrinya adalah lebih mudah bagi Allah.
Beberapa firman Allah berikut ini menunjukkan bahwa tidak ada kesulitan sedikitpun bagi Allah untuk menciptakan segala yang dikehendaki-Nya.
"Tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengetahui apa yang di langit dan di bumi? Sungguh, yang demikian itu sudah terdapat dalam sebuah Kitab (Lauhul Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu sangat mudah bagi Allah." (Al-Hajj: 70)
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian Dia mengulanginya (kembali). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah." (QS Al-‘Ankabut: 19)
Kemudian Nabi Zakaria memohon kembali kepada Allah supaya diberi tanda-tanda bahwa anaknya itu segera akan dilahirkan, agar hatinya tambah tenteram dan rasa syukurnya bertambah dalam.
Beliau berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda yang dapat menambah ketenteraman hatiku tentang terlaksananya janji engkau itu."
Hal seperti ini pernah terjadi pula pada Nabi Ibrahim ketika ditanya, "Apakah engkau belum percaya bahwa Allah kuasa menghidupkan yang telah mati?" Beliau menjawab, “Sungguh aku percaya, akan tetapi aku bertanya supaya bertambah tenteram hatiku.”
Sebagaimana tersebut dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, 'Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.' Allah berfirman, 'Belum percayakah engkau?' Dia (Ibrahim) menjawab, 'Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).' Dia (Allah) berfirman, 'Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.' Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS Al-Baqarah: 260)