Penuaan merupakan bagian alami dari kehidupan yang dialami setiap orang, tetapi sering kali disertai dengan tantangan, termasuk risiko penyakit yang lebih tinggi seperti diabetes, kanker, penyakit jantung, dan gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Para ilmuwan semakin menemukan bahwa faktor utama di balik penyakit yang berkaitan dengan usia ini adalah gangguan metabolisme tubuh—jaringan reaksi biokimia kompleks yang menjaga sel-sel kita tetap berfungsi.
Metabolisme sangat penting untuk menjaga sel-sel kita tetap sehat dan seimbang. Metabolisme membantu sel-sel kita tumbuh, memperbaiki diri, dan menjalankan fungsi-fungsi penting.
Namun, seiring bertambahnya usia, sistem yang disetel dengan baik ini dapat mulai rusak, yang menyebabkan gangguan pada keseimbangan sel, yang dikenal sebagai homeostasis.
Ketika homeostasis terganggu, hal itu dapat memicu reaksi berantai masalah kesehatan, yang berkontribusi pada proses penuaan dan timbulnya berbagai penyakit.
Salah satu pertanyaan utama yang sedang dieksplorasi para peneliti adalah apakah penuaan menyebabkan penurunan metabolisme atau apakah metabolisme yang terganggu mempercepat penuaan—atau mungkin keduanya.
Laboratorium saya, yang berfokus pada hubungan antara metabolisme, stres, dan penuaan, berupaya memahami bagaimana proses-proses ini berinteraksi dan bagaimana kita dapat mendorong penuaan yang lebih sehat.
Metabolisme yang tidak berfungsi dikaitkan dengan beberapa penanda penuaan, seperti pemendekan telomer (ujung pelindung kromosom) dan ketidakstabilan genom (kecenderungan terjadinya mutasi).
Metabolisme yang tidak berfungsi juga memengaruhi seberapa baik fungsi mitokondria kita (penghasil energi dalam sel), bagaimana sel membelah, dan bagaimana mikroba usus kita tetap seimbang.
Semua faktor ini dapat berkontribusi terhadap penyakit yang berkaitan dengan usia, terutama gangguan neurologis seperti Alzheimer.
Misalnya, penelitian kami telah menunjukkan bahwa pada tikus yang menua, sel-sel di sumsum tulang—tempat banyak sel imun dibuat—kehilangan kemampuan untuk memproduksi dan menyimpan energi dengan baik.
Kekurangan energi ini menyebabkan peningkatan peradangan dan memperburuk penurunan kognitif.
Namun, dengan menargetkan protein tertentu yang terlibat dalam proses ini, kami dapat memulihkan produksi energi, mengurangi peradangan, dan meningkatkan fungsi otak pada tikus-tikus ini.
Dalam penelitian lain, kami menemukan hubungan antara metabolisme glukosa yang terganggu dan penyakit neurodegeneratif.
Kami menemukan bahwa obat yang awalnya dirancang untuk mengobati kanker berpotensi digunakan kembali untuk mengobati Alzheimer dengan menargetkan enzim yang disebut IDO1.
Enzim ini memainkan peran penting dalam memecah triptofan, asam amino, tetapi terlalu banyak produk sampingannya, kynurenine, dapat membahayakan sel-sel otak.
Dengan menghambat IDO1, kami dapat memulihkan metabolisme glukosa dalam sel-sel otak dan meningkatkan memori dan fungsi otak pada tikus dengan gejala seperti Alzheimer.
Hal ini menunjukkan bahwa menargetkan metabolisme dapat membantu memperlambat atau bahkan membalikkan perkembangan penyakit seperti Alzheimer, Parkinson, dan demensia.
Dampak penurunan metabolisme pada penuaan dan gangguan neurologis sangat besar, tidak hanya memengaruhi individu tetapi juga keluarga dan ekonomi yang lebih luas.
Sementara banyak perawatan berfokus pada pengelolaan gejala, penelitian kami menyoroti potensi untuk mengatasi penyakit ini lebih awal dengan menargetkan masalah metabolisme yang mendasarinya.
Pendekatan ini dapat menghasilkan penuaan yang lebih sehat dan kualitas hidup yang lebih baik bagi banyak orang.