Rabu 04 Sep 2024 01:40 WIB

70 Persen Lebih Sekolah PBB-UNRWA di Gaza Palestina Hancur

Palestina akan terus mempertahankan kawasannya.

Orang-orang bersenjata menembakkan senjatanya saat pemakaman tiga warga Palestina yang tewas akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki, Kamis, 22 Agustus 2024.
Foto: AP Photo/Majdi Muhammad
Orang-orang bersenjata menembakkan senjatanya saat pemakaman tiga warga Palestina yang tewas akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki, Kamis, 22 Agustus 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengungkapkan bahwa lebih dari 70 persen sekolah mereka di Gaza hancur atau rusak dan sebagian besar sudah menjadi tempat pengungsian yang penuh sesak, dengan ratusan ribu keluarga mengungsi, serta tidak dapat digunakan untuk pendidikan.

Lewat unggahan di X, Lazzarini menambahkan "lebih dari 600.000 anak di sana mengalami trauma berat dan tinggal di reruntuhan. Mereka kehilangan kesempatan untuk belajar dan bersekolah. Setengah dari mereka dulunya bersekolah di UNRWA. Semakin lama anak-anak tidak bersekolah, semakin tinggi risiko kehilangan generasi, yang memicu kebencian & ekstremisme".

Baca Juga

"Di Gaza, lebih dari 70 persen sekolah kami hancur atau rusak. Mayoritas kini menjadi tempat penampungan yang penuh sesak, dengan ratusan ribu keluarga mengungsi. Sekolah-sekolah itu tidak dapat digunakan untuk belajar," katanya.

"Tanpa gencatan senjata, anak-anak kemungkinan besar dapat menjadi korban eksploitasi, termasuk menjadi pekerja anak dan perekrutan untuk kelompok bersenjata. Kita kerap melihat hal ini terjadi dalam konflik di seluruh dunia, jangan sampai kita mengulanginya di Gaza".

Lebih lanjut Lazzarini mengatakan bahwa "gencatan senjata adalah kemenangan bagi semua, sebab gencatan senjata akan memberikan waktu jeda bagi warga sipil, pembebasan para sandera serta pendistribusian kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan, termasuk belajar," katanya.

Sebelumnya diberitakan, aksi pembangkangan massal guncang Israel. Pemogokan umum nasional pertama ini merupakan pertama kali sejak serangan Hamas pada 7 Oktober dan pembantaian Zionis terhadap warga di Jaluar Gaza.

Pembangkangan dilakukan di tengah kemarahan masyarakat yang meluas terhadap cara pemerintah menangani perang di Gaza setelah ditemukannya enam jenazah sandera pada akhir pekan lalu.

Serikat buruh terbesar Israel, Histadrut, memerintahkan pemogokan umum secara nasional mulai pukul 6 pagi pada Senin yang diperkirakan akan menghentikan sebagian besar perekonomian.

Kantor-kantor pemerintah dan kotamadya akan ditutup. Begitu pula sekolah-sekolah dan banyak bisnis swasta yang berhenti beroperasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement