Selasa 03 Sep 2024 12:12 WIB

Tanda Ekonomi Melemah Makin Nyata, Pabrik-Pabrik Lesu, PHK Mencuat

Melemahnya produksi dan permintaan baru menyebabkan PHK.

Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi industri manufaktur Indonesia.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi industri manufaktur Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indikasi pelemahan ekonomi Indonesia semakin terlihat dengan laporan terbaru Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur yang dirilis S&P Global. Laporan tersebut menunjukkan indeks manufaktur Indonesia berada di level 48,9 pada Agustus 2024 menurun dari posisi 49,3 pada Juli 2024. Artinya, sudah dua bulan berturut-turut industri pengolahan Indonesia berada di bawah level indeks 50. Angka tersebut menjadi batas kondisi ekspansi atau tidak dalam kinerja manufaktur.

Kondisi manufaktur pada Agustus 2024, menjadi yang paling lemah dalam tiga tahun terakhir. Panelis S&P Global melaporkan bahwa permintaan pasar turun dibandingkan bulan Juli dan faktor utamanya adalah penurunan permintaan baru. Penurunan permintaan asing juga semakin cepat hingga paling tajam sejak bulan Januari 2023. Selain karena berkurangnya permintaan ekspor secara umum, beberapa panelis melaporkan bahwa tantangan pengiriman global membebani penjualan.

Baca Juga

Melemahnya produksi dan permintaan baru menyebabkan PHK di pabrik sektor manufaktur Indonesia. Secara umum, tingkat susunan staf menurun selama dua bulan berturutturut, meski hanya sedikit.

"Penurunan pada perekonomian sektor manufaktur Indonesia pada bulan Agustus ditandai oleh penurunan tajam pada permintaan baru dan output selama tiga tahun. Tidak mengejutkan bahwa perusahaan menanggapi dengan mengurangi karyawan, meski banyak yang percaya bahwa ini berlangsung sementara," ujar Economics Director S&P Global Market