Selasa 03 Sep 2024 17:05 WIB

Kasus Stunting di Bandung, Ternyata Dialami Juga oleh Kelas Menengah Atas

Kasus stunting di Kota Bandung pada 2023 mencapai 16,3 persen atau 6.142 balita

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung Kenny Dewi saat diwawancarai terkait stunting.
Foto: Republika/Arie
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung Kenny Dewi saat diwawancarai terkait stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung mengungkapkan kasus stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak ditemukan terjadi di kelas menengah atas di Kota Bandung. Namun, mereka tidak menyebutkan secara detail jumlah kasus stunting di kelas menengah.

Kepala DPPKB Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari mengatakan kasus stunting tidak hanya dialami masyarakat kelas menengah ke bawah. Namun, saat ini kasus tersebut ditemukan di kelas menengah ke atas.

Baca Juga

"Jadi kan ini (stunting) tidak hanya dialami oleh masyarakat menengah ke bawah akan tetapi menengah ke atas, jadi ada yang mungkin ibu muda yang belum teredukasi secara optimal mengenai pola asuh anaknya," ujar Kenny di acara merdeka stunting di Polrestabes Bandung, Selasa (3/9/2024).

Kenny mencontohkan didapati ibu-ibu muda kelas menengah yang berkarir dan menitipkan anaknya kepada keluarga atau asisten rumah tangga. Akan tetapi, keluarga dan asisten rumah tangga tersebut tidak teredukasi secara optimal mengenai pola asuh. "Ada (kasusnya)," kata Kenny.