Rabu 04 Sep 2024 17:22 WIB

Goresan 'Hitam Putih' Karya Seniman Nano Warsono di Dalam Gerai Kacamata

Tema Jogja Incognito terinspirasi dari idiom Terra Incognita.

Nano Warsono melukis salah satu karyanya pada pameran bertajuk Jogja Incognito di gerai kacamata Verkudhara Spirit di Jalan Agro Nomor 44 A, Sleman, Yogyakarta, Selasa (3/9/2024).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Nano Warsono melukis salah satu karyanya pada pameran bertajuk Jogja Incognito di gerai kacamata Verkudhara Spirit di Jalan Agro Nomor 44 A, Sleman, Yogyakarta, Selasa (3/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tinggal selama kurang lebih 25 tahun di Yogyakarta tak lantas membuat seniman Nano Warsono paham akan identitas kota ini. Hal tersebut kemudian ia tuangkan melalui goresan karya hitam putih dalam sebuah pameran bertajuk Jogja Incognito.

Nano menuturkan, tema Jogja Incognito terinspirasi dari idiom Terra Incognita yang berarti tanah yang tidak diketahui. Menurut dia, Jogja adalah kota penuh misteri. Oleh karena itu ia ingin menunjukan bahwa kota ini masih merupakan tempat yang belum sepenuhnya dipahami.

"Untuk mengenal Jogja itu membutuhkan proses. Banyak hal yang masih undercover," tutur Nano kepada wartawan, Selasa (3/9/2024).

photo
Karya-karya Nano Warsono pada pameran bertajuk Jogja Incognito di gerai kacamata Verkudhara Spirit di Jalan Agro Nomor 44 A, Sleman, Yogyakarta, Selasa (3/9/2024). - (Republika/Fernan Rahadi)

Pameran yang digelar di gerai kacamata Vherkudara Spirit Jalan Agro Nomor 44 A Sleman Yogyakarta akan berlangsung hingga Desember 2024. Pengunjung bisa menikmati perspektif unik tentang Yogyakarta dan bagaimana kota ini dilihat dari sudut pandang yang berbeda.

Pameran yang menampilkan mural yang dibuat oleh Nano selama lima malam tersebut merupakan bagian dari prosesnya mengenal Yogyakarta. Menurut Nano sebuah pameran tidak terbatas harus digelar di galeri atau ruang pameran. Sebuah pameran bahkan bisa dilakukan di gerai kacamata.

"Kolaborasi dengan Verkudhara membuka ruang-ruang baru. Dari sini kita berusaha mencari audiens yang berbeda," kata Nano yang merupakan seniman jebolan ISI Yogyakarta tersebut.

Tak seperti gerai kacamata pada umumnya, Vherkudara’s Spirit memiliki konsep yang unik, dengan desain yang seperti galeri seni dan ruang pameran yang terbuka untuk seniman-seniman muda.

Bisnis and Product Development Vherkudara Eyewear, Antino Restu menjelaskan, toko ini dikonsep menjadi tempat yang tidak hanya menjual produk tapi juga menjadi tempat yang dapat mempertemukan seniman dan masyarakat.

photo
Seorang pengunjung melihat-lihat salah satu karya Nano Warsono pada pameran bertajuk Jogja Incognito di gerai kacamata Verkudhara Spirit di Jalan Agro Nomor 44 A, Sleman, Yogyakarta, Selasa (3/9/2024). - (Republika/Fernan Rahadi)

“Kami ingin menjadi tempat yang dapat mempertemukan seniman dan masyarakat, dan memberikan kesempatan bagi seniman-seniman muda yang memiliki identitas seperti halnya jenama Vherkudara,” ungkapnya.

Sebelumnya, Vherkudara’s Spirit telah berkolaborasi dengan beberapa seniman dan musisi, termasuk Custom Works Zon milik Yuichi Yoshizawa, builder motor kustom asal Jepang dan grup band rock legendaris God Bless. Antino menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya Vherkudara untuk mendukung kreativitas dan inovasi.

“Kami lebih mempertimbangkan bagaimana orang itu mendedikasikan waktunya untuk berkarya, berpikir, menggagas dalam hidupnya," kata Antino.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement