Rabu 04 Sep 2024 20:10 WIB

Istri Mendiang Sandera Israel yang Tewas di Gaza Tolak Bertemu Netanyahu

Enam sandera Israel tewas di Jalur Gaza

Warga ditahan dalam protes yang menyerukan kesepakatan senjata untuk segera pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza di Tel Aviv, Israel, Ahad, 1 September 2024.
Foto: .AP Photo/Ariel Schalit
Warga ditahan dalam protes yang menyerukan kesepakatan senjata untuk segera pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza di Tel Aviv, Israel, Ahad, 1 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV- Istri salah satu dari enam sandera yang jenazahnya diambil dari Gaza pekan lalu menolak untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ketika ia tiba di rumah keluarga untuk kunjungan belasungkawa pada hari Selasa (3/9/2024), demikian dilaporkan Yedioth Ahronoth.

Netanyahu mengunjungi rumah sandera Alex Lobanov di Ashkelon, namun jandanya, Michal, menolak untuk menemuinya atau berbicara dengannya melalui telepon.

Baca Juga

Surat kabar tersebut mengatakan bahwa Netanyahu telah menelepon orang tua Lobanov pada hari ketika jenazahnya dan jenazah-jenazah lainnya ditemukan, dan menyatakan “penyesalan yang mendalam atas kegagalan Negara Israel untuk mengembalikannya”.

Keluarga dari seorang tawanan perempuan yang terbunuh di Gaza dan jenazahnya juga ditemukan beberapa hari yang lalu mengatakan bahwa putri mereka adalah korban dari kebijakan Netanyahu yang gagal.

Keluarga Carmel Gat menolak upaya Netanyahu untuk mengeksploitasi pembunuhan putri mereka untuk mendukung posisi politiknya untuk mempertahankan pasukan Israel di Koridor Philadelpia di perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.

“Kami baru saja mengucapkan selamat tinggal kepada Carmel yang kami sayangi, yang merupakan korban dari kebijakan Perdana Menteri Netanyahu yang gagal, dan kami mendengar bahwa dia mempresentasikan presentasi media di mana dia bersumpah untuk membalas dendam kepada Hamas atas pembunuhan enam orang yang diculik,” kata keluarga tersebut seperti yang dilaporkan oleh Channel 13.

Mereka menekankan penolakan mereka terhadap “mengizinkan Netanyahu menggunakan pembunuhan Carmel dengan cara yang sinis, untuk melanjutkan perang dan menyebabkan pembunuhan lebih banyak orang yang diculik.”

Strategi Netanyahu yang gagal, tambah mereka, telah menyebabkan Israel membawa lebih dari 20 orang yang diculik ke dalam peti mati dalam beberapa bulan terakhir.

“Satu-satunya tanggapan terhadap pembunuhan Carmel di bawah Netanyahu bukanlah balas dendam atas darah, tetapi sebuah kesepakatan kehidupan yang akan mengembalikan orang-orang yang diculik ke tanah air.”

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement